Senin, 15 Maret 2010

warga ipuh keracunan

Sekitar pukul 22.00 WIB tadi malam, para orang tua yang anaknya keracunan mulai mengantarkan anaknya ke Puskesmas Perawatan Ipuh. Itu setelah kondisi anak-anak sangat memprihatinkan dan lemas. Sehingga suasana di ruangan Puseksmas Ipuh tadi malam penuh.

Dua belas anak itu diantaranya Salman (3,5), Puja 3 tahun Gigih (4) Doni (6) Anisa (3), Irfan (5) Niko (6) sedangkan lima anak lainnya belum terdata karena masih dirawat di ruang UGD Puskesmas Ipuh.

Awalnya hanya satu pasien yang masuk rumah sakit, namun selang setiap setengah jam pasien lain pun berdatangan. Muntah-muntah diperkirakan juga hampir bersamaan. Diperkirakan jumlah korban semakin bertambah karena anak-anak yang menkonsumsi sate tidak bisa ditebak jumlahnya.

Sesampai di Puskesmas, seluruh pasien langsung ditangani oleh Dokter jaga Dr. Jhon yang mengkubah lambung korban. Korban pun diberikan susu untuk menetralisir racun. Sehingga keadaan korban mulai berangsur membaik. Namun karena cairan yang terlalu banyak keluar dari tubuh korban akhirnya harus di opname dan dirawat inap.

Salah satu orang tua korban, Rianto warga komplek Divisi IV PT DDP menuturkan sekitar sore pukul 18.00 dia dan keluarganya membeli sate padang Barokah milik Pak Hendra warga Ipuh yang biasa menjadi langganan warga sekitar. Satu keluarga makan sate ini. Namun menjelang pukul 20.00 WIB anaknya Doni muntah-muntah tiada henti sebelumnya sejak sore sudah merasakan mual. Awalnya Rianto tidak menyangka kalau anaknya muntah karena keracunan sebab ia sekeluarga makan sate tersebut. “Mulanya saya hanya menyangka anak saya masuk angin sehingga kita kasih balsem saja,” terang Rianto.

Namun ternyata muntah anaknya tidak berhenti-henti sehingga keluarga pun memtuskan untuk membawa ke Puseksmas. Sewaktu keluar rumah ternyata kejadian ini tidak hanya menimpa anaknya saja. Seluruh keluarga yang membeli sate yang anak-anaknya masih kecil juga ikut keracunan bahkan anak tetangganya yang masih berumur satu tahun juga ikut keracunan makanan ini. “Saya menyangka anak saya saja ternyata semua anak komplek yang makan sate juga ikut keracunan,” terang Rianto.

Rianto juga mengatakan saat ini penjaja sate sudah datang ke Puskesmas untuk menunjukkan bela sungkawa. Rianto mengatakan hal ini terjadi kemungkinan karena apes saja. Sebab warga komplek sudah biasa membeli sate Hendra. Namun tidak mengalami apa-apa.

“Saya tidak menyalahkannya. Kami tidak keracunan kemungkinan lambung kami yang tidak sensitif lagi terhadap racun tersebut. Dan juga setelah makan sate kami juga makan nasi. Namun anak saya Doni cuma makan sate saja dari sore. Saya tidak menuntut secara hukum karena bagi saya hanya apes saja,” terang Rianto.(del)

sumber : rakyatbengkulu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda merasa punya tanggapan tentang tulisan ini, silakan komentar yang bersifat membangun..!!