Selasa, 13 Desember 2011

53 Perda di Bengkulu Dibatalkan Mendagri

JAKARTA- Ini perlu menjadi catatan serius anggota DPRD di Provinsi Bengkulu selaku lembaga yang diberi kewenangan untuk mengesahkan Peraturan Daerah (Perda). Kenapa? Sebanyak 53 Perda di Bengkulu telah dibatalkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Total Kemendagri telah membatalkan 1.800 Perda bermasalah di setiap daerah sepanjang 2002-2010.

Selain 53 Perda di Bengkulu, Kemendagri juga membatalkan 94 Perda bermasalah di Jambi, 54 Perda di Sumsel, 29 Perda di Bangka Belitung, 57 Perda di Lampung. Selanjutnya, 27 Perda di Banten, 115 Perda di Jawa barat dan 86 Perda di Jawa tengah. Semua Perda itu sudah dibatalkan lewat SK Mendagri tahun 2010. “Dengan demikian, Pemda tak boleh lagi memakai Perda itu. Untuk 2011, masih ditemukan 329 perda bermasalah, tapi masih dikaji apakah juga dibatalkan atau tidak,” kata Juru Bicara Kemendagri, Reydonyzar Moenek, diruang kerjanya, kemarin (6/12).

Menurutnya, pembatalan 1800 Perda itu setelah pihaknya melakukan pengkajian terhadap 2400 Perda dari 4000 Perda yang patut dikaji. “Hasil kajian itu menunjukan bahwa terdapat 1800-an Perda bermasalah dan langsung di batalkan Menteri,” katanya.

Bekas Kabiro Humas Pemda Sumbar ini mengakui, Perda bermasalah itu terkait dengan kecenderungan Pemda untuk menciptakan berbagai pungutan. Menurutnya, ada kecenderungan pemda menciptakan pungutan liar (pungli) dengan cara menciptakan pajak baru serta memperluas objek pajak dan objek retribusi di luar ketentuan undang-undang. “Bahkan, Perda-Perda tersebut bertentangan dengan kepentingan umum, menghambat arus barang antar daerah, dan menimbulkan ekonomi biaya tinggi,”tegasnya.

Perda bermasalah tersebut, lanjutnya, harus dihentikan penerapannya karena bertentangan dengan kepentingan umum maupun peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Perda bermasalah juga tidak mendukung upaya menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif di daerah.

“Perlu ditegaskan, perda bermasalah yang sudah dibatalkan pemerintah tidak dapat dijadikan dasar hukum dalam melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah. Kalau masih dilakukan, ini melanggar aturan dan bisa masuk pidana,”tandasnya.

Lebih lanjut dikatakan, Mendagri telah memberi arahan kepada gubernur agar tidak mencantumkan lagi PAD dari perda yang telah dibatalkan. Kebijakan ini disampaikan melalui Surat Edaran Mendagri perihal Pengawasan Perda. Sayangnya, Kemendagri enggan membuka rincian Perda apa saja yang dibatalkan itu.

Anggota Komisi III DPR RI Bidang hukum, Bambang Soesatyo mengatakan Perda yang dibatalkan itu karena tidak memenuhi rasa keadilan, berlaku diskriminatife terhadap masyarakat. Selama ini, kata dia, Pemda cenderung menciptakan Perda yang justru membebani usaha.

“Contoh yang paling anyar adalah Pajak Warung yang berkembang di pertengahan 2011, yang sempat diprotes masyarakat. Bahkan, Kadin sempat mengeluhkan ada 1000 Perda yang memberatkan dunia usaha,”ujarnya.

Politisi Golkar ini menjelaskan, Pembatalan ribuan Perda Bermasalah jelas merupakan kerugian bagi Negara. Bila dihitung, kerugian Negara bisa mencapai Rp 15 triliun. Sebab, katanya, biaya pembuatan satu perda paling tidak sekitar Rp 300 juta.

Bambang mengatakan banyak pejabat daerah berusaha menguasai SDA dan ekonominya bagi kepentingan pribadi lewat Perda. Dia mencontohkan kasus dugaan suap yang melibatkan Bupati Seluma, Bengkulu, Murman Effendi. Menurutnya, Murman di tahan KPK terkait adanya aliran dana yang diduga suap pada pembuatan Perda Nomor 12 Tahun 2010 tentang pengikatan Dana Anggaran Pembangunan Infrastruktur peningkatan jalan.

“KPK mencium ada kejanggalan dalam pengesahan Perda tersebut. Saya yakin, didaerah lain juga pasti terjadi hal serupa. Harusnya KPK, kejaksaan dan polisi jeli melihat ini,”jelasnya.

Menurutnya, banyak pejabat daerah menjadikan Perda sebagai proyek mencari uang. Uang mulai mengalir dari penyusunan konsep, berlanjut ke draf, kemudian dibahas didewan.

“Tahap-tahap penyusunan ini menyedot dana hingga ratusan juta rupiah. Padahal Perda itu tak mungkin diterapkan di masyarakat,”pungkasnya.(mui/wmc)

Sumber: Rakyat Bengulu

Minggu, 04 Desember 2011

Aku Cinta Bengkulu


Siapa sih yang tidak cinta pada kampung halamannya sendiri..? Kecuali bagi mereka yang sedang terganggu kejiwaannya. Pastinya bagi mereka yang dalam kondisi sehat, sudah barang tentu bangga pada kampung dimana tempat darahnya di tumpahkan. Tak hanya sekedar bagga, namun lebih kepada kampungnya adalah separuh bagi jiwanya. Jadi sudah sepantasnya, jika ada orang lain yang menghina atau mengejek-ejekin diri atas nama daerahnya, maka mereka pasti habis-habisan membelanya. Dan bahkan rela bertumpahan darah.

Ya... Itu termasuk aku. Aku Cinta pada kampungku. Aku Cinta pada bengkulu, Di sana tempat aku dilahirkan, di sana tempat aku menumpang kehidupan, di sana tempat jiwaku terkuburkan. Siapa-siapa saja yang berani menghancurkan kampungku, maka berarti ia berani berhadapan denganku.

Sekedar penambahan pengetahuan bagi kamu yang sedang membaca tulisanku ini, bahwa Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang pantas di perhitungkan dimata nasional maupun manca negara. Sebuah propinsi yang memiliki luas 19.788,70 km2 Total jumlah penduduk 1.713.393 jiwa (sensus 2010) dengan kepadatan 86,6/km². Propinsi Bengkulu Memiliki Demografi Suku bangsa Jawa (22,31%), Rejang (21,36%),Serawai (17,87%), Melayu Bengkulu (7,93%), Lembak (4,95%), Minangkabau (4,28%), Sunda (3,01%), Lain-lain (18,29%) lain-lain ini termasuk suku yang nominal ragam suku bangsa yang ada di Indonesia.

Kemudian ragam agama yang dimiliki oleh propinsi Bengkulu antara lain: Agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha dan ada beberapa para penganut agama minoritas. Ini, artinya masyarakat Bengkulu sangat terbuka bagi siapa saja yang hadir ke propinsi Bengkulu. Mereka sangat ramah, dan bersahaja serta menjunjung tinggi keberagaman suku, agama, ras, adat dan budaya.

Masyarakat Bengkulu juga memiliki ragam bahasa. Jadi tidak heran, jika kita jumpai antara desa satu dengan desa yang lain, memiliki bahasa dan dialeg yang berbeda. itu disebabkan oleh sangat terbukanya pintu akulturasi budaya di Propinsi Bengkulu. Bahasa-bahasa yang sering dipakai oleh masyarakat bengkulu dalam komunikasi sehar-hari antara lain: Bahasa Melayu Bengkulu, Rejang, Serawai, Pasemah, Kaur, Enggano, jawa, sunda, Minang, batak dan bahkan mdura sekaligus bahsa pemersatu bagsa yaitu bahasa Indonesia.

Zona waktu WIB, jumlah Kabupaten 8 Kota 1. Rumah tradisional Pusako Bubung Limo Senjata tradisional Keris Bengkulu serta mayoritas masyarakat Bengkulu bekerja sebagai petani, PNS, Pedagang, Nelayan serta Buruh.

Jumat, 02 Desember 2011

Ku Titipkan Rasa ini


Ya.... Itulah perasaan. Yang tak mengenal lelah saat ia berjuang, tak mengenal sakit dikala ia disakiti. Perasaan tak pernah redup saat mengihupkan cahayanya, tak mengenal kesepian dikala ia sendiri. Perarasaan selalu hidup dan bersemi dalam semayamannay, berjuang untuk mewujudkan kebahagiaan hati.
dikala ini perasaan itu aku titipkan kepada mu, untuk kau pelihara dan sirami dengan benih-benih ketulusan, jangan kau redupkan cahayanya oleh pikiran-pikran yang tidak elok, jangan engkau rusak dengan cara-cara yang kurang sahaja. Karena perasaan itu bukan untuk kau sakiti dan engkau rendahkan.
mengapa aku harus menitipkan pesaraan ini kepadamu seorang.? karena aku tau dan sangat percaya, bahwa tuhan telah memilih dirimu sebagai tempat berlabuhnay kebahagiaanku. Tuhan tidak pernah salah atau pun keliru dengan keputusannya, tuhan tidak pernah ingin menjerumuskan dan menzhalimi umatnya, tapi tuhanlah satu-satunya sang pemilik keputusan yang maha tepat.
kita boleh dan sah-sah saja inginberkilah pada alasan yang menyimpang dari tuhan, karena sifat manusia ingin mencapai tngkat kesempurnaan, ymencari dan mengerjar sesuatu yang terkadang diluar kemampuan logis manusia itu sendiri. Tapi than tak seidiktpun menutup pintu untuk menghalangi manusia melakukannya.
sampai pada akhirnya perasaan itu benar-benar menemukan lumbung kebahagiaan yang sebenarnya di hati manusia yang suci. semoga engkaulah tempant aku menitipkan pereasaanku yang suci ini

Rabu, 16 November 2011

Kekuatan Hati dalam menetralisir segala tindak laku

Persoalan yang kita hadapi dasawarsa ini semakin komplit. Datang selih berganti. ada yang berskala besar dan ada pula berskala kecil. Semua itu membutuhkan energi yang cukup utuk bertarung dalam menghadapnya.
Ada banyak hal yang sering kita temui, mungkin saja persoalan yang bersifat personal, dan ada pula persoalan yang bersifat kolektiv atau kelompok. dan terkadang semua itu membuat kita semakin tidak berdaya dan tak sanggup lagi untuk bangkit. tapi tetap saja hal itu terjadi.
Namun dari sekian banyaknya persoalan yang kita hadapi itu, sebenarnya semuanya pasti ada cra yang lebih energig yang akan kita pilih dalam memngahapi semua nya itu. sala satu dari sekian banyak cara yang akan kita pilih, maka hal terbaik adalah kita menggunakan kekuatan hati.
ya... Hati kta punya saringan yang bterbaik. dia tidak hanya menjadi pelita dalam tubuh, namun lebih besar dari itu adalah hati mampu menyelesaikan persoalan yang kita hdapi. hati bisa meredam emosi, hati yang bisa membuat sesuatu menjadi besar, dan hati bisa membuat tubuh kita ini menjadi baik
namun ersoalannya sekarang adalah, lebih banyak kita yang jika menghadpai sebuah maslah kita sering lupa dengan kekuatan hati. Kita lebih cendrerung mengutamakan emosional, kekuatan fisik maupun kelebihan yang kita miliki. itulah makannya kita sering tidak mencapai pada tingkat penyelesaian sebuah persoalan. sehingga kita merasa hidup ini tersa tidak nyamnn

Sabtu, 23 Juli 2011

Laporan KKN


BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu wujud dari pengamalan Tri Darma Perguruan Tinggi adalah pengabdian kepada Masyarakat. Disamping pendidikan dan penelitian. Pengabdian masyarakat dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk Kuliah kerja nyata. Kuliah kerja nyata ( KKN ) merupakan salah satu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup ditengah–tengah masyarakat. Dan keberadaannya berada diluar kampus dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan oleh Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata. Diharapkan kehadiran Mahasiswa disana dapat secara langsung melibatkan diri dalam mengidentifikasi serta memecahkan permasalahan pembangunan mental maupun sipiritual yang dihadapi oleh masyarakat.
Sebagai kegiatan akademisi yang memadukan ketiga darma perguruan tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan pengabdian ) Kuliah kerja nyata termasuk program intra kurikuler yang diatur secara sistematis dan harus dilaksanakan selama lima puluh dua hari dibawah bimbingan Dosen Lapangan dan Civitas Akademik IAIN “ IB “ Padang. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) berfungsi sebagai Motivator, mediator, playner sekaligus penggerak dalam pembangunan Nagari
Disamping itu, mahasiswa juga ikut terjun langsung kelapangan berperan serta bersama masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Secaraa garis besar tujuan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) IAIN “ IB “ Padang adalah sebagai berikut ;
1. Membekali mahasiswa dengan pengalaman belajar tentang pembangunan mental dan sipiritual masyarakat, sehingga lebih menghayati permasalahan yang dihadapi serta belajar memecahkan permasalahan tersebut secara holistic Interdisipliner.
2. Memperkenalkan kepada mahasiswa tentang fungsi dan peranannya dalam pembangunan nasional, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran tentang hak dan tanggung jawab mahasiswa sebagai calon pemimpin dimasa depan.
3. Memberikan motivasi dan bimbingan kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan penghayatanya terhadap ajaran islam.
4. Sebagai media promosi Perguruan Tinggi kepada masyarakat secara luas.





A. GAMBARAN UMUM JORONG DURIAN TANJAK
Jorong Durian Tanjak merupakan bahagian dari Nagari Lubuk Gadang Timur yang berbatasan langsung dengan sebagai berikut:
1. Sebelah Utara Berbatasan Dengan Jorong Malus
2. Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Jorong Tanggo Akar
3. Sebelah Barat Berbatasan Dengan Jorong Sungai Aro
4. Sebelah Timur Berbatasan Dengan Jorong Gaduang
Dimana Jorong Durian Tanjak merupakan Jorong yang terbaru di antara Jorong yang ada di Nagari Lubuk Gadang Timur, yang baru berumur kurang dari 1 tahun. Jorong Durian Tanjak merupakan daerah pemekaran dari Jorong Sungai Aro. Yang dulunya di nagari Lubuak Gadang timur, Jorong Sungai Aro merupakan Jorong yang memiliki daerah yang paling luas. Dan bahkan Jorong yang paling luas di kecamatan Sangir. Sehingga komunikasi antara masyarakat dengan pemeritahan Nagari memerlukan waktu yang relativ lama. Dan bahkan tak urung kekecewaan masyarakat sering terjadi karena pelayanan yang dilakukan oleh pemerintahan Nagari yang kurang prima. Sehingga masyarakat setempat merasa daerah atau jorong Sungai Aro perlu dimekarkan.
Brikut gambaran singkat tentang Jorong Durian Tanjak:
1. Geografis
Secara geografis Jorong Durian Tanjak adalah salah satu Jorong yang terletak di kenagarian Lubuak Gadang Timur, Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan. Dan merupakan Jorong yang termuda di antara Jorong yang ada. Daerahnya merupakan daerah dataran dan terletak pada posisi kaki Gunung Kerinci. Daerah ini merupakan daerah basah sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkannya dengan menjadikan lahan persawahan. Daerahnya memiliki potensi yang cukup besar baik dalam hal pengembangan pertanian modern maupun di sulap sebagai lahan garap, seperti perkebunan karet, kopi maupun perkebunan palawija. Kawasan ini memiliki luas lebih kurang 2000m2 atau setara dengan 20 ha lahan pemikiman penduduk, 120ha lahan persawahan, 30ha lahan perkebunan, dan 40 ha lahan produksi aktiv lainnya.

2. Demografis /Penduduk
Sementara itu, secara Demografis Jumlah penduduk Jorong Durian Tanjak adalah 703 Jiwa dan 163 KK. Dengan jumlah laki-laki sebanyak 397 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 306 jiwa. Jumlah penduduk dengan rincian sebagai berikut :
No USIA JUMLAH ( ORANG )
1 0 – 17 Tahun 286 jiwa
2 17 tahun ke atas 417 jiwa
JUMLAH 703 Jiwa

( Sumber Data : Masrianto : Kepala Jorong Durian Tanjak)
3. Pekerjaan dan Penghasilan
Secara umum masyarakat Jorong Durian Tanjak adalah sebagai petani. Kira-kira 90%, sebagai pegawai negeri 3%, sebagai buruh 2% dan sebagai pedagang sekitar 5%. Dikarenakan masyarakat Jorong Durian Tanjak merupakan sebagai petani, maka penghasilan masyarakat hampir tidak bisa di pastikan. Banyak factor yang menyebabkan itu, tergantung situasi dan kondisi yang mempengaruhinya.


4. Pendidikan dan Sarana Pendidikan
Jika kita perhatikan secara seksama masyarakat Jorong Durian Tanjak Rata-rata masyarakatnya berpendidikan Sekolah Dasar. Dengan data otentik yang penulis himpun dari Kepala Jorong adalah, setara SMP lebih kurang 30%, SD 50 %, SLTA 15%, perguruan Tinggi 5%.
Walaupun demikian, masyarakat Jorong Durian Tanjak memiliki perhatian cukup besar terhadap pendidikan agama. Hal itu pulalah mendorong terlahirnya lembaga pendidikan keagamaan, seperti sekolah islam dan Madrasah Diniyah Awaliyah di lingkungan mereka. Sehingga kehadiran lembaga pendidikan di tengah-tengah mereka sangat diharapkan. Maka begitu penulis hadir di tengah-tengah mereka sangat sulit menemukan para orang tua, anak-anak atau generasi muda yang tidak pandai baca tulis al-alqur’an. Hanya ada 1, 2 saja bagi mereka yang tidak bias baca tulis qur’an. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk menutaskan buta hurup
Sementara itu di kawasan Jorong Durian Tanjak hanya memiliki 1 Unit Sekolah Dasar, 1 Unit MTsS Fastabiqul Kahirat.

5. Agama dan Sarana Ibadah
Masyarakat Jorong Durian Tanjak pada umumnya adalah masyarakat yang religious. Mereka taat beragama, hidup rukun berdampingan antar sesama, dan tidak memiliki perbedaan dalam pemahaman tentang agama. Masyarakatnya bersatu, memiliki semangat pembangunan yang cukup besar, dan memperioritaskan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Mereka juga sangat inten menyemarakkan hari-hari besar Islam, dan diisi dengan berbagai macam bentuk kegiatan.
Pada masyarakat Jorong Durian Tanjak, ada sesuatu yang baru bagi penulis. Yaitu menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, tepatnya 1 atau 2 hari sebelum tanggal satu ramadhan, masyarakatnya, terutama bagi seluruh pengurus masjid, niniak mamak, serta apatur pemerintahan Jorong serta Ustad setempat melakukan doa bersama-sama kerumah-rumah masyarakat. Tradisi ini dikenal oleh masyarakat dengan istilah “ Maatan Doa “ hal ini dilakukan secara turun temurun dan telah mengakar di tengah-tengah masyarakat, dan hal ini selalu dilestarikan hingga saat penulis berKKN di sana hingga ke depan.
Sementara itu, di masyarakat Jorong Durian Tanjak sarana ibadahnya antara lain Masjid 1 Unit, dan Mushalla 1 unit.

B. IDENTIFIKASI MASALAH YANG DITETAPKAN
Dari gambaran umum yang dipaparkan di atas, maka secara sederhana ada beberapa hal yang menjadi persoalan yang relevan dengan jurusan penulis dan yang sesuai dengan lembaga IAIN, antara lain:
1. Kurang tersedianya Guru bahasa Inggris di sekolah-sekolah yang ada di Jorong Durian Tanjak. Sehingga rasio antara pendidik dengan peserta didik adalah 1:90 sehingga waktu yang kurang memadai untuk belajar bahasa Inggris yang berkualitas.
2. Kurangnya Dukungan dari orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan agama. Para orang tua lebih cendrung menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah umum. Sehingga lembaga pendidikan agama kurang mendapatkan peserta didik. Dan boleh dikatakan lembaga pendidikan agama dijadikan sebagai jalan terakhir untuk melanjutkan sekolah.
3. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Agama.
4. Kepercayaan masyarakat pada umumnya masih cenderung kepada kebudayaan atau tradisi.
5. Masyarakat masih terlalu minim dalam memahami hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah seperti thaharah, pelaksanaan shalat, zakat dan sebagainya.
6. kurangnya tenaga pendidik TPA/TPSA serta kurang optimalnya peran pengajar yang ada sehingga prosesnya kurang berjalan dengan baik
7. Kurangya motivasi anak-anak untuk belajar Al-Qur’an di TPA/TPSA serta kurangya perhatian orang tua mereka untuk mengarahkan anak-anak mereka untuk belajar Al-Qur’an sehingga banyak dari anak-anak kampung Kubang yang tidak bisa membaca Al-Qur’an.
8. Masih kurangnya minat pemuda untuk melaksanakan perintah agama.

Dari identifikasi masalah yang terdapat di atas, maka dapat, dijadikan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan program kegiatan KKN. Dengan demikian mengidentifikasi masalah terlebih dahulu diharapkan nantinya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat mencapai sasaran yang diharapkan.

BAB II
RENCANA PROGRAM KERJA

A. Bentuk-Bentuk Program Kerja
secara singkat program kerja ini dibagi dalam beberapa kelompok, yakni:
A. Bidang Pendidikan
1. Sharing bersama Dewan Majlis Guru di Sekolah-sekolah.
2. Traning Motivasi terhadap Siswa Sekolah Madrasah Tsanawiyah Swasta Fastabiqul Khairat.
B. Bidang Keagamaan
1. Ceramah Agama Selama Bulan Suci Ramadhan.
2. Khattib Jum’at.
3. Instruktur dan Pemateri Pesantren Ramadhan di SD
4. Membantu proses belajar mengajar di TPA/ TPSA masjid Baiturrahman Durian Tanjak.
5. Pembinaan Murid-murid TPA Untuk Fasih dalam Bacaan Shalat fardhu dan shalat jenazah.
6. Pelaksanaan Tadarrus pada malam bulan suci Ramadhan

C. Bidang Sosial Kemasyarakatan
1. Diskusi Bersama Masyarakat.
2. Ikut berpartisipasi dalam rangkaian program pemerintahan Nagari dan atau Jorong.

D. Bidang Pemuda dan Olah Raga
1. Pengaktivan Kegiatan Olah Raga
2. Penyuluhan Narkoba serta Sosialisasi UU Lalu Lintas

B. Target Yang Akan Dicapai

1. Sharing dilakukan dengan harapan agar ada saling take and give antara majlis Guru, Pimpinan Sekolah dan Mahasiswa itu sendiri. Sehingga diharapkan ada peningkatan mutu dalam proses belajar mengajar kedepan. Dan atau mungkin sharing ini bisa memacu motivasi bagi majlis guru yang lain yang disebabkan oleh prestasi yang dihasilkan oleh majlis guru yang lainnya. Proses ini juga berfungsi sebagai sara evaluasi atas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, namun tentu sesuatu yang perlu dan pantas untuk didiskusikan, yang tidak melibatkan peserta KKN secara penuh.
2. Training Motivasi ini sangat penting dilakukan. Karena banyak hal yang didapat dalam training ini. Bisa jadi dalam upaya membentuk leadership, enterpreniur, dan atau knowlegd ( keilmuan ). Apa lagi motivator yang jadikan sebagai Narasumber adalah motivator yang kompeten. Sehingga diharapkan, ending daripada training ini, tercipta siswa yang mandiri, disiplin dan memiliki kemauan yang tinggi untuk mencapai cita-citanya.
3. Ceramah Agama yang dilakukan adalah dalam upaya menambah pengetahuan masyarakat tentang Agama. Sebagai salah satu wadah bagi masyarakat untuk mendekatkan diri kepada sang pencitanya. Daan memang ini bukanlah satu-satunya, karena masih ada cara lain untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun melihat kondisi masyarakat yang tidak memiliki waktu yang memungkinkan untuk mendalami ilmu agama, yang berdampak kepada pemahaman agama masyarakat yang dangkal, maka Ceramah Agama sanagat perlu dilakukan. Selain itu juga salah satu bentuk mendakwahkan agama islam.
4. Khattib jumat adalah dalam upaya mendakwahkan Islam, mencerdas umat, berubudiah kepada Allah SWT. Dalam pelaksanaannya di lapangan, penulis bukan hanya bertindak sebagai khattib namun jauh daripada itu, penulis juga melakukan pengkaderan. Ini terdorong oleh penyambut tongkat estapet para generasi berikutnya. Dan hal ini harus terwujud hingga terciptanya mubaligh yang berwawasan luas terhadap pemahaman agama.
5. Sasaran yang musti ducapai dalam bertindak sebagai instruktur dan menjadi pemateri pesantren ramadhan adalah sebagai motivator dalam pelaksanaan kegiatan pesantren. Pengarah, Pencetus serta perumus konsep dalam mengangkat sebuah kegiatan. Sedangkan sebagai pemateri berfungsi sebagai pencerahan, dan pendidikan terhadap anak-anak. Serta sekaligus sebagai proses pembelajaran penulis sendiri terhadap implementasi ilmu yang didapat.
6. Memotivasi Murid TPA/TPSA untuk belajar membaca Al-Qur’an. Serta menanamkan prilaku baik untuk membiasakan diri untuk membaca Al-qur’an, mengamalkan Al-qur’an serta diharapkan mampu mengajarkan Al-qur’an pada generasi berikutnya.
7. Sasaran yang akan dicapai dalam pelatihan bacaan shalat fardu dan shalat jenazah adalah diharapkan peserta didik mampu melaksanakan shalat dengan baik dan benar. Kekhawatiran terhadap peserta didik yang melakukan shalat dengan cara ambur adul, membuat hati penulis tertarik untuk membina dan melatih peserta didik untuk melakukan shalat fardhu. Sedangkan pelatihan shalat jenazah itu sendiri untuk mempersiapkan peserta didik untuk selalu siap dan sanggup menyelenggarakan jenazah kapan dan dimana dibutuhkan. Apabila peserta didik telah sanggup, sehingga mereka tidak lagi merasa malu dan tidak mau melaksanakan shalat jenazah apabila diminta, dan jauh dari pada itu menjadi imam dalam menyolatkan orang tua mereka seketikan orang tua mereka tiada.
8. Tadarus dilakukan dimaksud, selain melakukan sunat-sunat selama bulan suci ramadhan, membiasakan diri untuk mengingat Allah, serta untuk meramaikan masjid untuk menyemarakkan bulan ramadhan sehingga terjalin hubungan silaturrahim yang erat antar umat muslim.
9. Diskusi dilakukan untuk saling berbagi informasi. Baik informasi mengenai pembangunan fisik, mental sehingga spiritual. Diskusi ini juga bisa terkait tentang lingkungan, seperti air bersih, pencemaran lingkungan, pencemaran udara, maupun informasi tentang bantuan dari pemerintah. Banyak hal yang didapat dalam pelaksanaan diskusi ini. Sehingga memacu percepatan pembangunan terhadap daerah tertinggal. Dan hal ini seiring dengan program pemerintah dalam upaya meretas kemiskinan serta terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
10. Membantu Pemerintahan Nagari dan Jorong dalam hal menata administrasi. Sekaligus proses pembelajaran bagi penulis dalam dunia pemerintahan agar siap terjung langsung jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
11. Kegiatan olah raga dilakukan untuk menyeimbangkan kesehatan jasmani dan rohani. Didalam kegiatan olah raga selain untuk menyehatkan raga dan juga menyatukan pemuda satu dengan pemuda yang lain, serta memberikan kegiatan-kegiatan yang positive agar terhindar dari hal-hal yang dapat merusak masa depan pemuda.
12. Penyuluhan dilakukan dengan maksud memberikan pengetahuan kepada generasi muda tentang bahaya narkoba serta upaya membentengi diri agar menghindari penyalahan narkoba. Selain itu juga suatu bentuk kepedulian terhadap pemberdayaan pemuda untuk mengejar cita-cita mereka tanpa narkoba. Sedangkan sosialisasi dimaksud untuk memberikan pemahaman tentang rambu-rambu lalu lintas, kasarnya agar generasi muda tau cara berkendaraan yang benar.





BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DAN HASILNYA

A. Hasil Pelaksanaan Program Kerja Secara Kuantitatif
1. Bidang Pendidikan
a. Sharing bersama Dewan Majlis Guru di Sekolah-sekolah.
Sharing dilakukan seminggu pertama setelah tiba pada lokasi KKN dan di arahkan kepada dua tempat yaitu pada MTsS Fastabiqul khairat dan SDN 29 Durian Tanjak. Dalam pelaksanaan ini Alhamdulillah berjalan dengan baik tanpa kendala apapun. Dan hasil yang diperoleh adalah para majlis guru mendapatkan tambahan wawasan terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas belajar mengajar. Dengan demikian perubahan yang dapat dilihat dari proses ini adalah, bertambahnya tingkat kesedaran para guru untuk menunaikan kewajibannya sebagai guru, begitupun sebaliknya para peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada kegiatan diskusi ini Penulis bertindak sebagai pemateri diskusi.
b. Traning Motivasi terhadap Siswa Sekolah Madrasah Tsanawiyah Swasta Fastabiqul Khairat.
Motivasi ini dilakukan pada waktu hampir bersamaan dengan diskusi Majlis Guru tepatnya pada minggu pertama awal tiba di lokasi KKN. Program ini sangat berhasil dan sukses. Sambutan para peserta didik yang sangat terbuka atas kehadiran penulis ikut menyukseskan program ini. Dan bertambahnya tingkat kemauan para peserta didik untuk menggapai cita-citanya. Dan semakin terpacunya siswa untuk saling bersaing dalam prestasi.


2. Bidang Keagamaan
1. Ceramah Agama Selama Bulan Suci Ramadhan.
Selama pelaksanaan ceramah agama pada bulan Ramadhan sambutan para jamaah sangat antusias. Dan jamaahpun selalu meminta untuk ceramah ketika kita berada ditengah-tengahnya. Dan perubahan yang terjadi pada diri jamaah dapat kita lihat dengan kasat mata. Yaitu bertambahnya tingkat kesadaran akan kewajibannya sebagai hamba Allah, baik wajib maupun sunat jika dibandngkan dengan sebelumnya. Serta pada kegiatan ini juga diadakan tanya jawab seputar judul ceramah yang sedang disampaikan. Selain itu juga terbuka bagi persoalan-persoalan lainnya yang dirasa mampu penulis jawab. Jika hal itu tidak memungkinkan, maka persoalan yang dimaksud, penulis jadikan sebagai pekerjaan rumah dan diharapkan mendapat jawaban yang tepat nantinya. Dan ini merupakan program yang sangat berhasil dan sukses bagi penulis.

2. Khattib Jum’at.
Khattib jumat ini juga, sama halnya dengan ceramah agama selama bulan ramadhan. Namun bedanya, khattib jum’at dilakukan pada hari jum’at dengan sasaran para jama’ah laki-laki yang melaksanakan shalat jum’at maupun masyarakat yang mendengarnya. Sedangkan ceramah agama dilaksanakan pada malam hari selama bulan ramadhan dengan sasaran jamaah secara keseluruhan. Namun ada sedikit hambatan pada pelaksanaan shalat jum’at, yaitu persoalan siapa yang menjadi khattib. Karena di Jorong Durian Tanjak jamaah yang mampu menjadi khattib tidaklah banyak. Hanya ada satu orang saja yang sanggup menjadi khattib. Nah ketika jemaah tersebut sedang tidak berada di tempat, maka sangat sulit mencari siapa penggantinya. Selama penulis berada di lokasi KKN, alhamdulillah pelaksanaan shalat jumat berjalan dengan baik.
3. Instruktur dan Pemateri Pesantren Ramadhan di SD
Instruktur dimaksud adalah ketika kegiatan diadakan, sperti pelaksaan acara MTQ, Pelaksanaan pesantren, pelaksanaan penyuluhan narkoba dan lain-lain. Dengan harapan dapat saling berbagi pengalaman, saling berbagi tugas sehingga pelaksaan kegiatan dapat berjalan dengan baik. Dan alhamdulilah berjalan dengan baik.
4. Membantu proses belajar mengajar di TPA/ TPSA masjid Baiturrahman Durian Tanjak.
Ini dimaksudkan, bukan berarti penulis bertindak sebagai tenaga pengajar secara permanen, atau mengambil alih fungsi guru yang ada, akan tetapi saling berbagi ilmu yang ada pada penulis. Dan juga penulis dapat tambahan pengetahuan mengenai banyak hal, seperti bagaimana cara berhadapan anak-anak yang berlainan karakter, bagaimana pola mendidik yang baik, atau bagaimana menghadapi anak-anak yang agak membandel. Nah hal inilah yang sanagat berharga bagi penulis, yang selama ini belum didapatkan di bangku perkuliahan. Dan alhamdulillah berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.
5. Pembinaan Murid-murid TPA Untuk Fasih dalam Bacaan Shalat fardhu dan shalat jenazah.
Bagaimanapun, shalat adalah tiang agama. Dan setiap umat muslim yang telah akil balikh wajib mengerjakannya. Bagaimana mempersiapkan dan atau bagaimana kita bisa menyuruh anak-anak mengerjakan shalat sedangkan bacaan shalat itu sendiri mereka belum hafal. Bagaiamana anak-anak akan mau melaksanakan shalat dengan baik, sementara bacaan shalat mereka belum fashih..? dan inilah program penulis untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut. Dan terbukti, setelah pembinaan itu dilakukan, anak-anak mampu melaksanakan shalat dengan baik dan benar. Dan bahkan sebahagian daripada anak laki-laki mampu bertindak sebagi imam. Demikian juga halnya dengan pembinaan shalat jenazah. Karena tidak semua kita mampu menyelenggarakan jenazah apa lagi anak-anak. Oleh sebab itu untuk mempersiapkan mereka agar mampu melaksanakan shalat jenazah maka penulis berkewajiban untuk membinanya. Dan terbukti, mereka sanggup melaksanakan shalat jenazah secara baik dan benar.
6. Pelaksanaan Tadarrus pada malam bulan suci Ramadhan.
Dalam rangka memeriahkan dan meramaikan masjid selama bulan suci ramadhan sekaligus untuk memusatkan perhatian para gnerasi muda agar tidak melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat, maka penulis mengajak mereka untuk melakukan tadarus bersama. Dan hal itu mendapat sambutan secara positif baik dari generasi muda maupun para masyarakat yang peduli terhadap persoalan ibadah.

3. Bidang Sosial Kemasyarakatan
1. Diskusi Bersama Masyarakat.
Diskusi ini dilakukan disela-sela kegiatan yang sifatnya formal. Terkadang dilakukan barengan dengan kegiatan atau dilakukan sewaktu istirahat. Dan ada juga penulis lakukan berkunjung langsung ke rumah-rumah penduduk. Diskusi ini dalam rangka menggali informasi yang berkaitan dengan persoala-persoalan yang mereka hadapi atau terhadap persoalan-persoalan diluar itu. Seperti tentang dunia pendidikan, bagaimana anak mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sementara terkendala dengan persoalan ekonomi. Dan atau isu-isu yang berkaitan dengan persoalan agama, seperti bagaimana kita bisa membendung arus kristenisasi yang akhir-akhir ini berjalan kian nyata. Pada diskusi ini, persoalan ini akan dijabarkan sesuai dengan kemampuan, diberi soslusi terbaik dan bahkan kita beri saran untuk mereka lakukan. Dan alhamdulillah program ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Ikut berpartisipasi dalam rangkaian program pemerintahan Nagari dan atau Jorong
Maksudnya adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan nagari atau jorong, seperti PHBI, goro bersama, atau peringatan HUT RI 17 Agustus yang lalu. Dan hal ini berjalan dengan baik.
4. Bidang Pemuda dan Olah Raga
1. Pengaktivan Kegiatan Olah Raga
Kegiatan ini dimaksudkan, bagaimana penulis mampu memasyarakatkan olah raga, dan mengolahragakan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan sebelum masuknya bulan suci ramadhan. Namun setalah bulan ramadhan tiba, maka olah raga, seperti bola kaki, takrau dan lain sebagainya di pending sejenak. Dan setelah itu kegiatan ini dilanjutkan kembali. Dan alhamdulillah berjalan dengan baik.

B. Faktor Pendukung Dan Penghambat
Secara garis besar diantara factor pendukung dan factor penghambat yang sering dihadapi selama menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Faktor Pendukung
Ada beberapa faktor pendukung yang menjadi catatan kami, yaitu sebagai berikut:
a. Kekompakan yang diperlihatkan oleh peserta KKN dalam menjalankan program KKN baik secara kelompok maupun secara individu.
b. Adanya respon secara positive dari masyarakat. Sehingga tidak adanya benturan yang terjadi pada saat pelaksanaan KKN.
c. Aparat pemerintahan Nagari dan atau Jorong memberikan fasilitas secara penuh terhadap penulis untuk melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan selama KKN berlangsung. Begitu juga tempat dimana penulis di tempatkan, memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk menjalankan program KKN.
d. Dukungan dari semua pemuda/i dan Remaja Masjid baik secara moril maupu materil dalam menyukseskan kegiatan dan program KKN

2. Faktor Penghambat
Ada beberapa faktor penghambat yang menjadi catatan kami adalah sebagai berikut ;
a. Pemerintah kecamatan dan kabupaten kurang begitu respon terhadap pendanaan dalam rangka menjalankan program KKN. Dan bahkan demi menjalankan program, dana di peroleh dari suadaya masyarakat dan suadana masyarakat.
b. Alat transportasi yang sangat terbatas sehingga menghambat perjalanan penulis dalam urusan surat-menyurat dan urusan lainnya, apalagi lokasi yang jauh dari pusat pemerintahan kabupaten sehingga menghabiskan waktu yang cukup banyak.
c. Kondisi cuaca yang kuran stabil dan tidak begitu pas dengan kondisi fisik penulis. Waktu dini hari hingga menjelang pukul 9 wib, kondisi cuaca sangat dingin. Sedangkan diwaktu siang hari, cuaca cukup panas. Kondisi ini memperlambat penulis unutk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sehingga dampaknya adalah memulai aktivitas menunggu waktu yang tepat.

C. Pembahasan Pelaksanaan Program Kerja Dan Hasilnya
Secara umum pelaksanaan dari pada program KKN yang telah disesuikan dengan kondisi lapangan dapat berjalan dengan baik. Jika terdapat hambatan-hambatan seperti yang tertera di atas, penulis selalu mencari solusi yang cepat, tepat dan benar sehingga pelaksanaan program bisa dilaksanakan tepat pada waktunya.
Pesantren Ramadhan merupakan program utama bagi penulis karena merupakan program yang memiliki multi manfaat dan mencakup banyak aspek, baik aspek agama maupun aspek pendidikan. Pesantren ramadhan juga merupakan instruksi Pemerintah kab. Pesisir Selatan ke sekolah-sekolah sehingga pelaksanaan Pesantren Ramadhan mendapat dukungan dari guru-guru setempat dan harus dioptimalkan yakni masalah Ibadah (shalat), Akhlak dan Baca Al-Qur’an. Banyak metode dan trik-trik yang penulis gunakan agar peserta dapat tertarik untuk mengikuti dan termotivasi untuk belajar karena disana kurangnya ketertarikkan anak-anak untuk mengikuti pendidikan agama.
Dari empat aspek pembagian program KKN kemudian dijabarkan kedalam beberapa bentuk program aksi. Dan kesemuanya itu telah penulis jelaskan sebelumnya.
Adapun analisis dari program yang telah direncanakan baik secara kuantitatif maupun kualitatif bisa diberikan penilaian secara langsung, dengan fakta-fakta otentik dilapangan, sehingga tidak ada lagi keraguan dalam pembuatan laporan KKN ini. Penulis selalu berharap program ini dapat dijadikan sebagai suatu pelajaran yang bermanfaat bagi semuanya, dan menjadi referensi untuk perencanaan pembangunan di masa-masa yang akan datang. Semoga amal dan niat ikhlas kita menjadi ibadah di sisi Allah SWT.


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata merupakan proses pengembangan diri. Hal itu dibarengi dengan berbagai aspek kegiatan, seperti bidang Pendidikan, Bidang Keagamaan, Bidang Sosial Kemasyarakatan dan bidang Pemuda dan Olah Raga. Kemudian dijabarkan kedalam beberapa bentuk program aksi yang kesemuanya itu bermuara kepada masyarakat secara umum maupun kepada penulis ini sendiri.
Pada proses pelaksanaan program KKN dilapangan, sudah barang tentu menemukan factor penghambat dan factor pendukung. Dari kesemua factor yang menjadi prosen perlambatan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut mampu penulis selesaikan secara baik dan benar. Adapun yang menjadi factor pendudung selalu penulis pergunakan secara baik dan benar pula. Sehingga menambah kelancaran dari proses pelaksanaan program KKN di lapangan.
KKN dilaksanakan selama 52 hari. Yang dimulai pada tanggal 26 Juli-15 September 2010 yang berlokasi di Jorong Durian Tanjak, Nagari Lubuk Gadang Timur, Kec. Sangir, kab. Solok Selatan, berjalan dengan baik dan sukses. Berbadan sehat, mendapat dukungan baik secara moril maupun materil dari segenap stekolther yang ada sehingga pelaksanaan KKN seperti apa yang tertulis dalam laporan ini..
B. Saran.
Laporan ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan. laporan yang penulis buat ini merupakan realitas yang terdapat di lapangan selama masa KKN berlangsung. Tentu saja terdapat permasalahan-permasalahan yang perlu diketahui oleh BP-KKN dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penempatan lokasi KKN. ada beberapa saran yang penulis sampaikan sebagai berikut :
1. Diharapkan dalam pembekalan pada masa mendatang lebih ditingkatkan lagi dan benar-benar dijalankan dengan serius, disiplin dan dijamin kualitasnya serta lebih memperhatikan kualitas SDM peserta Kuliah Kerja Nyata ( KKN ), fakta membutikan, sebahagian besar peserta KKN belum siap untuk melakukan KKN.
2. Terhadap Badan Pelaksana KKN agar lebih memperhatikan dan melaksanakan survei ke lokasi-lokasi yang akan dijadikan lokasi KKN, agar tidak terdapat ketimpangan dalam penempatannya.
3. Perlu adanya bimbingan pengawasan yang intensif dari Dosen Pembimbing Lapangan agar pelaksanaan Program dapat lebih maksimal dan terarah.
4. Kepada Dosen Pembimbing Lapangan agar memberikan penulis Nilai yang memberikan kesejukan kepada hati penulis, mengingat pengorbanan yang tercurahkan selama di lokasi KKN
5. Bagi pesera KKN jadikanlah kegiatan ini sebagai motivasi dan pelajaran untuk pematangan diri di masa yang akan datang
6. Diharapkan kepada pemerintahan Daerah, Nagari, Kampung dan masyarakat untuk lebih memperhatikan dalam pembangunan daerahnya baik mental spritual maupun fisik.
Demikianlah laporan Kuliah Kerja Nyata ini dibuat dengan sebenarnya dan penulis berharapkan adanya kritik dan saran serta analisa yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) dan laporannya di masa yang akan datang. Amin.!
Penulis
Hairi Yanto

Sabtu, 16 Juli 2011

Pemuda Dambaan Umat


Ketika saya membaca sebuah artikel yang berjudul “Solusi Islam terhadap keterpurukan Remaja” yang ditulis oleh M. Syamsul Hairuddin Sekjen LSI Maja lengka, membuat saya penasaran dan mengundang rasa ingin tahu lebih jauh bagaimana gererasi remaja saat ini yang sebenarnya. Didalam article yang cukup sederhana itu, Pak Syamsul memulai tulisannya dengan mengawali sebuah pertanyaan. Yaitu, “Ada Apa dengan remaja saat ini?” pertanyaan yang cukup sederhana ini mirip dengan sebuah lagu yang di ciptakan oleh musisi terkenal di tanah air namun belakangan ini dia harus terlibat dengan kasus penyebaran porno grafi dengan lawan mainnya yang juga sesame artis. Lagu tersebut juga sangat popular dan bahkan mencapai rating teratas dalam lagu tervaporit mingguan di RCTI. Yaitu, “ada apa dengan mu?”
Jika kita hubungkan antara tulisan Pak Syamsul dengan judul sebuah lagu tadi, maka secara sederhana pula dapat saya katakana bahwa kedua orang bijak ini sedang dilanda kegamangan, gamang dengan kondisi remaja dewasa ini, sehingga mereka perlu bertanya apa yang tengah terjadi dengan remaja yang sebernya.
Seperti yang kita saksikan saat ini, remaja bukan lagi cendrung mengkonsumsi budaya kita sendiri, namun lebih tertarik atau lebih nyaman dengan budaya-budaya yang diproduksi di dunia barat. Sebenarnya apa yang salah dengan budaya kita? Kok remajanya kurang tergiur untuk melestarikan budaya kita sendiri. Apakah karena mindset mereka yang telah didokrin dengan perkembangan teknologi? Sehingga ketika bersentuhan dengan yang non teknologi mereka akan meresa alergi? Atau memang telah suksesnya misi dunia barat utnuk meruntuhkan islam melalui manusianya terutama generasi muda.? Mungkin-mungkin saja ke-3 hal tesebut akan terjadi, karena rapuhnya benteng pertahanan dalam diri mereka., sehingga tak sanggup melawan perkembangan yag begitu deras.
Lalu apa pula yang musti kiata lakukan ketika kita dihadapkan dengan persoalan diatas?
Nah, menurut articlenya Pak Syamsul tadi, beliau menawarkan beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh generasi muda. Hal tersebut adalah:
1. Berkepribadian Islam
2. bertaqwa
3. Smart (cerdas)
4. Inovative dab Kreative
5. Dan berjiwa kepemimpinan
6. Serta tidak lepas dari kebijakan pemerintah

Inilah yang bisa penulis torehkan, semoga kita semua akan menjadi generasi dambaan umat, yang akan mewarisi tahta kehidupan menuju kampong akhirat yang mulia.

Kamis, 14 Juli 2011

Book Report of Curriculum Development

BOOK REPORT ( LAPORAN BUKU )
FOR CURICULUM DEVELOPMENT OBJECT

By:
Hairi Yanto: 407.676


Supervaisor
Prof. Dr. Syafruddin Nurdin, M.Pd


JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2011

KATA PENGANTAR

Kalimat yang terindah untuk di ucapkan adalah Alhamdulillah hirabbil’alamin bagi tuhan semesta Alam, yang senantiasa memberikan kebaikan serta tuntunan setiap hamba-Nya yang bersyukur, sehingga hingga saat ini kita masih diberikan kekuatan iman dan islam yang melekat dalam hati kita semua.
Book report ini dibuat untuk tugas mata kuliah “Curiculum Development” sebagai tugas akhir pada semester ini bersama Prof. Dr. Syafruddin Nurdin, M.Pd
Ucapan terimaksih kepada Bapak Prof. Dr. syafruddin Nurdin, M.Pd yang telah mengarahkan dalam pembuatan book report ini, karena penulis rasakan arahan dan petuntujuk yang diberikan sangat membatu penulis dalam penyelesaian book report ini. Kemudian ucapan terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik berupa materi maupun pemikiran serta dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan book report ini. Semoga kebaikan itu bernilai kebaikan di sisi-Nya. Amin
Kiranya dalam pembuatan book report ini, tidak menutup kemungkinan terdapat kekurangan di sana sini, oleh sebab itu kritik dan saran yang bersipat membangun sangat penulis harapkan untuk melakukan perbaikan dalam penulisan book report berikutnya.


Padang, 15 April 2011

Judul Buku : Membangun Masadepan Anak ( Rahasia sederhana menjadi orangtua yang positif
Pengarang : Jacob Azerrad, Ph.D
Cetakan : I, Januari 2005

Out Line
Bab I PENDAHULUAN……………………………………………………..
A. Permasalahan……………………………………………………….
1. Bagaimana Membangun masadepan anak yang baik ?
2. Siapa yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di rumah ?
3. Bagaimana Dengan perkembangan pendidikan anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya ?
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………...
Bab II MATERI YANG DIBAHAS
A. Membangun Masa Depan Anak
B. Orang Tua sebagai pintu pertama dalam pendidikan anak
C. Anak dengan dunianya yang kelam
Bab III KESIMPULAN…………………………………………………………
Padang, April 2011
Disetujui oleh Diajukan oleh
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Syafruddin Nurdin, M.Pd Hairi Yanto
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..
A. Permasalahan…………………………………………….
B. Tujuan Penulisan…………………………………………
BAB II MATERI POKOK YANG DIBAHAS
A. Membangun Masa Depan Anak………………………….
B. Orang Tua sebagai pintu pertama dalam pendidikan anak..
C. Anak dengan dunianya yang kelam……………………….
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

REFFERENCE

BAB I
PENDAHULUAN
A. PERMASALAHAN
Anak merupakan titipan tuhan kepada kedua orang tuanya. Maka telah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik, memberi nafkah serta membesarkan sang anak. Setiap anak yang dilahirkan di atas permukaan bumi ini dalam keadaan suci, tergantung kepada kedua orang tuanya untuk membentuknya menjadi nasrani ataupun majusi.
Anak terlahir dengan segala potensi yang ia bawa akan membentuk karakter serta kepribadianya selama mengarungi kehidupan. Setiap anak memiliki dua potensi utama yang ia bawa sejak lahir. Hal tersebut ialah potensi “baik” dan potensi “buruk”.
Pada kenyataan dewasa ini kita selalu disuguhkan dengan prilaku anak yang tidak lagi sesuai dengan tuntunan agama maupun dengan norma-norma serta adat istiadat yang berlaku di tengah masyarakat. Padahal ketentuan itu masih berlaku dan bahkan tetap berlaku hingga sepanjang hayat. Namun apa yang terjadi, anak-anak mengalami masalah tersendiri dengan prilakunya, terutama anak-anak yang memasuki masa peralihan. Mereka sering tauran, terjebak kepada dunia yang gelap, merokok ketika belum masanya, minum-minuman keras, sering membolos dari sekolah, serta masih banyak tindakan-tindakan mereka yang kurang bermanfaat. Dan hal ini tidak mampu dicegah oleh kita bahkan semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Masalah yang berkaitan dengan prilaku anak bukanlah “sesuatu”. Prilaku buruk anak bukan merupakan manifestasi dari adanya setan yang tersembunyi jauh di dalam diri si anak. Prilaku buruk anak tidak dapat dihilangkan dengan kata-kata. Prilaku seperti itu juga bukan virus yang dapat dihilangkan dengan menggunakan obat-obatan. Ia juga bukan gejala gangguan psikologis yang dapat disembuhkan dengan melacak keberadaannya pada pengalaman buruk atau negatif yang menimpa anak tersebut yang menimpa kehidupannya masa lalu. Prilaku positif maupun negatif merupakan hasil dari sejumlah konsekuensi yang timbul dari suatu cara bertindak tertentu.
Oleh sebab itu, melalui book report ini penulis ingin membahas yang berkaitan dengan bagaimana membangun masa depan anak yang baik, yaitu:
1. Bagaimana Membangun masadepan anak yang baik ?
2. Siapa yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di rumah ?
3. Bagaimana Dengan perkembangan pendidikan anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya ?
Adapun hal yang telah diungkapkan di atas, akan dicoba mencari jawabannya melalui pembahasan buku “Membangun masa depan anak: rahasia sederhana menjadi orangtua yang positif” cetakan pertama, Januari 2005 karangan Jacob Azzerad, Ph.D yang ada kaitannya dengan permasalahan tersebut.
Sebuah buku karangan Jacob Azzerad, Ph.D ini berjumlah 247 halaman yang pertamakali dicetak pada tahun 2005 yang diterbitkan oleh Nusamedia dan Nuansa yang membahas panjang lebar tentang prilaku anak serta cara-cara menghadapi anak hingga membangun masa depan anak yang cerah. Nah, pembahsan penilis kali ini hanya terpokus kepada bagaimana cara menghadapi permasalahan dan bagaimana membangun masa depan anak yang baik.

B. TUJUAN PENULISAN
Book report ini diharapkan mampu memberikan jawaban terhadap persoalan-persoalan yang telah dikemukakan sebelumnya dan kemudian menjadikannya sesuatu yang dapat memberikan dampak psitif terhadap pembinaan serta pendidikan anak di rumah maupun di sekolah, masa depan anak yang baik akan segera dirasakan oleh setiap anak di mana saja berada.
Selain itu juga, book report ini dibuat, sebagai syarat dalam penuntasan tugas mata kuliah curiculum development yang dibimbing oleh Bapak Prof.Dr. Syafruddin Nurdin, M.Pd
Untuk memperkaya khazanah pemikiran penulis didalam pendidikan yang insya Allah akan sangat membantu didalam pengamalan di lapangan nantinya.



BAB II
MATERI POKOK YANG DIBAHAS
A. MEMBANGUN MASA DEPAN ANAK
Anak yang berprilaku baik adalah anak yang bahagia, dan orangtuanya pun juga bahagia. Hidup akan lebih mudah kalu hanya ada beberapa masalah saja. Namun, apa yang dimaksud dengan membuat daftar prilaku baik anak tanpa masa kecil yang bebas dari kecemasan berlebihan bagi orang tuanya dan penuh kepuasan bagi anak.?
Setelah berumur belasan tahun anak masih menjalani kehidupan panjang mereka dalam mencapai usia remaja. Dasar menuju masa remaja terletak pada tahun-tahun pertama seorang anak dalam hidupnya, ketika sekelompok prilaku yang kita sebut kepribadia individu seyogyanya dipelajari dengan bimbingan orang tua.
Orangtua sangat peduli terhadap masalah dan bahaya dalam masa anaknya, ketika pengaruh dari teman-teman sangat penting. Ini lebih sulit dibandingkan dengan mengarahkan anak muda menjadi dewasa, dan menunjukkan aktivitas yang dirasa benar oleh orangtuanya, jika kita belum menanamkan dasar-dasar berprilaku ini dalam diri anak.
Tetapi, anak yang bisa bergaul dengan mudah pada umur, misalnya 6 atau 8 tahun, yang dapat memikat teman-teman karena ia anak yang humorisw, adalah anak yang peduli, menyenangkan, dan menarik ia adalah anak yang melakukan sesuatu yang terbaik dan ingin menjadi yang terbaik bagi teman-temanya. Anak yang berkeliaran di sudut-sudut jalan, yang menimbulkan mara bahaya, minum-minuman beralkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang yang dianggpnya memberikan ilusi sebagai “orang dewasa” bukanlah anak-anak yang diajari untuk berprilku baik. Anak yang tahu mungkin memiliki perasaan positif akan harga dirinya, karena ia didik orangtuanya dengan pujian dan bukan cercaan dalam tahun-tahun pertama kehidupannya.
Kepedulian dalam anak, berarti juga merupakan kepedulian bagi orang dewasa, perkawinan yang bahagia adalah ketika suami dan istri tidak lagi perlu memprogramkan hari-hari peduli mereka dalam menunjukkan perasaan mereka satu sama lain. Orang dewasa yang peduli berarti akan menjadi orang tua yang akan mengajarkan kepedulian kepada anak mereka. Anak yang sejak kecil diajari pilaku suka belajar, mereka akan menjadi anak dewasa yang tidak berhenti belajar, dan bahkan walaupun mereka tetlah menyelesaikan pendidikan formal.
Mendidik anak menjadi bahagia berarti menciptkan kondisi bagi orang dewasa bahagia, karena mereka mendapatkan berbagai kepuasan hidup yang mereka inginkan. Cara kita untuk menjadikan anak kita bahagia ialah dengan mengajarkan kepadanya prilaku yang akan mendatangkan kebahagiaan dan membuat presaan anak menjadi berharga yang akan berlangsung selama hidup mereka, menjadi teman yang baik, meresa puas karena kita menjadi orang yang bertanggungjawab, mempunyai rasa haus untuk belajar, dan memiliki rasa kepedulian yang besar.

B. ORANG TUA SEBAGAI PINTU PERTAMA DALAM PENDIDIKAN ANAK
Orang tua adalah “pendidik pertama, utama dan kodrat.”(Suwarno, 1982: 90). Sedangkan murid adalah orang (anak) yang lagi berguru atau belajar (Poerwadarminta,:664). Dengan demikian dapat diartikan bahwa orang tua murid adalah orang tua dari anak yang lagi berguru atau belajar atau bersekolah.
Pada fase pertama dalam pertumbuhannya, keadaan anak amat tergantung pada orang tuanya dalam pelayanan. Pada hakikatnya pelayanan tersebut merupakan suatu proses pendidikan. Untuk itulah maka orang tua disebut sebagai pendidik pertama.
Anak adalah tanggung jawab orang tua. Pemenuhan kebutuhan makanan, minuman, pakaian, rekreasi maupun kebutuhan pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua. Pendidikan di sini yang dimaksud adalah pendidikan pada waktu anak belum memasuki jenjang pendidikan formal. Sedangkan setelah anak memasuki jenjang pendidikan formal tertentu, sebagian tanggung jawab ada pada pendidik formal di sekolah. Dan karena perkembangan sosialnya, sebagaian tanggung jawab berada pada masyarakat. Namun, demikian orang tualah yang besar tanggung jawabnya, lebih-lebih yang menyangkut bidang atau aspek afektif. Oleh karena itu, orang tua adalah sebagai pendidik utama.
Dalam Undang-Undang Nomor: 23 TAHUN 2002 tentang: Perlindungan Anak Bab IV tentang Kewajiban dan Tangung Jawab, khususnya bagian keempat tentang kewajiban dan Tanggung Jawab Keluarga dan Orang Tua, pada pasal Pasal 26 disebutkan bahwa (l) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. mengasuh, meme1ihara, mendidik, dan melindungi anak
b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; dan
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
Dari sini nampak bahwa negara memberi peran kepada orang tua agar sungguh-sungguh menunjukan perhatian kepada anak, termasuk dalam masalah pendidikan. Olehnya, jika orang tua mengabaikan hal tersebut, maka mereka dapat dikenakan sanksi dan hukuman sesuai peraturan yang berlaku.

C. ANAK DENGAN DUNIANYA YANG KELAM
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan penulis pun pernah melihat dengan mata kepala sendiri ketika anak SMA, ditangkap/diciduk POLISI akibat kenakalannya.
Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
- kurangnya kasih sayang orang tua.
- kurangnya pengawasan dari orang tua.
- pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
- peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
- tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
- dasar-dasar agama yang kurang
- tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
- kebasan yang berlebihan
- masalah yang dipendam


Dari bebrapa kenakalan remaja tersebut di atas, masih dapat kita atasi minimal menguranginya. Seperti:
- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
- Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
- Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
- Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
- Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
- Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
- Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
- Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Didalam buku Jacob Azzerad, Ph.D bagaimana membangun masa depan anak; rahasia sederhana menjadi orang tua yang positif kita dituntuk membuka ckrawala mengenai permaslahan-permasalahan yang tengah dialami oleh orang tua dalam mendidik anaknya. Kemudian kita dituntun kearah bagaimana penyelesaian persoalan tersebut. Bukan hanya itu kita dibekali langkah-langkah apa saja yang semestinya yang harus dipersiapkan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Anak yang dilahirkan membawa fitrah untuk dapat hidup yang bahagia. Maka dia berhak mendapatkan kebahagiaan itu dari siapa saja. Maka sudah menjadi tugas kitalah bagaimana memberikan kebahagiaan kepada anak. Sehingga masa depan anak akan menjadi lebih baik.
Salah satu rujukan bagi orang tua maka dapatlah membaca buku Jacob Azzerad, Ph.D tersebut tentang bagaimana membangun masa depan anak; rahasia sederhana menjadi orang tua yang positif. Sehingga dapat membantu para orang tua dalam mempersiapkan masa depan anaknya.

B. SARAN
Penulis menyadari, dalam penulisan book report ini, masih banyak terdapat kekurangan di sana-sini, oleh sebab itu penulis berharap agar dapat memberikan sumbangsihnya berupa kritikan yang membangun, untuk perbaikan pembuatan book report berikutnya.
Kemudian penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Syafuddin, MA yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan mata kuliah Curiculum Development ini, semoga ini akan bermanfaat adanyanya.
Kemdian ucapan terimakasih juga hamba berikan kepada JUJUN SILVI PRATAMA yang telah berkenan membantu penulis, berupa diizinkannya penulis menggunakan laptob miliknya. Semoga kebaikan itu akan dibalasi oleh Allah berupa kebaikan pula. Amin.

Ujian Filsafat Pendidikan

TUGAS PENGGANTI UJIAN SEMESTER
MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN
Tentang
Fitrah Dan Potensi Manusia Dalam Pendidikan Islam







Oleh:
HAIRI YANTO
407.676

Dosen Pembimbing
M. ZALNUR, M.Ag



JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
“dan sesungguhnya kami ciptakan manusia dari sari tanah. Kemudian kami jadikan sari tanah itu air mani (terletak) dalam tempat simpanan yang teguh (rahim). Kemudian dari air mani itu kami ciptakan segumpal darah lalu segumpa ldarah itu kami ciptakan segumpal daging dan dari segumpal daging itu kami ciptakan tulang belulang. Kemudian tulang belulang itu kami tutup (balut) dengan daging. Sesudah itu kami jadikan dia makhluk yang baru yakni manusia yang sempurna. Maka maha berkat (suci Allah) pencipta yang paling baik. (QS. Al-Mukminun:12-14)

Ayat ini di ulas nabi Muhammad melalaui haditsnya, yaitu:
“bahwasannya seseorang kamu dihimpunkan kejadiannya di dalam perut ibu selama 40 hari, kemudian merupakan alaqah (segumpal darah) seumpama demikian (selama 40 hari), kemudian merupakan mudgatan (segumpal daging) seumpama demikian (selama 40 hari), kemudian Allah mengutus seorang malaikat, maka diperintahkan kepadanya (malaikat) empat perkataan dan dikatakan kepada malaikat engkau tuliskanlah amalannya, dan rizkinya, dan ajalnya, dan celaka atau bahgianya. Kemudian ditiuplah kepada makhluk itu ruh……(HR. Bukhari).

Apa yang ingin penulis katakan dari apa yang disampaikan oleh Allah melalui ayatnya, dan di perkuat oleh nabi Muhammad melalui haditsnya di sini adalah bahwa tidak dapat kita pungkiri bahwa kita diciptakan oleh Allah SWT. dengan bahan-bahan penciptaan yang telah ditentukan sesuai dengan kehendak Allah SWT. Allah juga bukanlah pencipta yang bisa disamakan dengan ciptaan atau hasil karyanya manusia. Allah merupakan pencipta yang paling baik dan tidak akan pernah bisa ditandingi oleh Makhluk ciptaan-Nya. Oleh sebab itu kita harus bersyukur kepada Allah karena telah menciptakan manusia yang sempurna dari makhluk ciptaan yang lainnya.
Kemudian nabi Muhammad juga menjabarkan waktu yang dibutuhkan Allah untuk menghasilkan ciptaannya. Yaitu masing-masing selama 40 hari dari masing-masing tahapan, serta Allah memberikan apa-apa saja yang menjadi wilayah kekuasaannya untuk diperhatikan oleh manusia sebelum ia dilahirkan ke permukaan bumi ini, diantaranya adalah Allah telah mengatur tentang pncatatan amalan manuisa, Allah mengatur tentang rizki manusia, Allah yang mengatur tentang ajal mausia, serta Allah juga mengatur tentang nasibnya manusia ketika ia harus dilahirkan ke alam dunia.

“Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecendrungan untuk percaya kepada Allah), maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi,Nasrani dan Majusi” (H.R.Muslim)
Jika kita perhatikan arti dari hadist tersebut maka kita dapat mengerti bahwa anak dilahirkan dengan potensinya sendiri-sendiri. Salah satunya adalah potensi untuk mempercayai Allah atau kita kenal dengan nama potensi beragama. Maka potensi itu harus dibimbing perkembangannya oleh kedua orangtuanya agar potensi itu tidak keluar dari harapan dan cita-cita mereka.


B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan artikel ini antara lain, sebagai syarat pemenuhan kelulusan pada mata kuliah Filsafat Pendidikan yang dibimbing oleh Bapak M. Zalnur, M.Ag yang di beri nama Tugas Akhir pengganti Ujian. Dengan ditulisnya artikel ini diharapkan kepada penulis menambah wawasan tentang fitrah dan potensi manusia dalam pendidikan islam. Yang selama ini dimungkinkan kurang pengetahuan apa itu manusia dan bagaimana potensi yang dimiliki oleh manusia dalam perspektif pendidikan Islam itu sendiri. Selain itu juga dengan hadirnya tulisan ini di tangan pembaca, penulis memiliki harapan yang sama, yaitu adanya peningkatan wawasan tentang hal yang dimaksud, yang telah penulis rangkum dalam artikel ini, yang penulis dapat dari berbagai sumber, tentunya sumber-sumber yang dapat dipercaya.


BAB II
POKOK PEMBAHASAN
Fitrah dan Potensi Manusia dalam Pendidikan Islam
A. Hakikat Manusia
Ketika kita baru mulai memikirkan tentang hakikat manusa secara kekinian, para pemikir telah terlebih dahulu memikirkan tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu kala hingga zaman modern sekarang ini masih belum berakhir dan bahkan tak akan berakhir untuk memikirkan tentang hakikat manusia ini.
Lalu muncul pertanyaan. Sebenarnya apa yang di pikirkan tentang hakikat manusia itu..? lalu adakah ilmu yang bisa digunakan untuk menyelidiki atau memikirkan manusia itu..? lalau untuk apa..?
Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, secara umum dapat kita jawab melelui buku Zuhairini dkk pada halaman 71. Setelah penulis baca dan dipahami dalam buku tersebut maka jawabannya adalah : Apa yang dipikirkan tentang hakikat manusia..? jawabannya adalah apa itu mausia, dari manusia itu berasal dan akan ke mana manusia itu kembali. Sedangkan apa ilmu yang mengkaji tentang hakikat manusia..? jawabannya adalah Antropologi Fisik yaitu mengkaji tentag manusia dari segi fisik. Antropologi Budaya yaitu memandang manusia dari pandangan budaya. Dan Antropologi Filsafat yaitu memandang manusia dari segi “ada” atau “hakikat” manusia.
Zuhairini juga menjelaskan secara satu persatu tentang apa itu manusia. Beliau mengemukakan ada 4 aliran yang membicarakan apa itu manusia. Aaliran itu antara lain:
a. Aliran Serba Zat
Aliran ini mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Zat atau materi itulah hakikat dari sesuatu. Alam ini adalah zat atau materi, manusia adalah unsure dari alam. Maka hakikat manusia itu adalah zat atau materi.
Kalau begitu, karena manusia ini merupakan sebagai makhluk materi, berarti pertumbhan manusia itu berproses dari materi itu juga. Yaitu berupa sel telur dari sang ibu yang di taburi sperma dari sang ayah, lalu tumbuh menjadi janin yang tersimpat yag suci yaitu rahim dalam jangka waktu yang telah ditentukan jumlahnya, kemudian hingga batas ambang waktu tertentu, maka terlahirlah sebagai manusia di alam dunia ini.
Begitu pula setelah ia berada di alam dunia, segala kebutuhan manusia juga bersifat materi, kita mendapatkan kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya juga dari materi. Maka terbentuklah suatu sikap pandangan yang materialistis, maka sering kia sebut pandangan hidup yang bersifat duniawi, sedangkan hal-hal yang bersifat unkhrawi dianggap sebagai khayalan belaka.
b. Aliran Serba Ruh
Aliran ini mempunyai pandangan bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah “Ruh”. Sedangkan zat itu merupakan manifestasi daripada ruh diatas dunia. Oleh karena ruh tidak menempati ruang, maka ruh didak dapat disentuh atau di lihat oleh panca indra manusia. Bagaimana bentuknya, apa warnanya, seperti apa baunya dan atau apakah ia memiliki suara atau tidak. Ia bersifat abstrak, namun ia ada.
Kata lain dari pada ruh ini adalah jiwa, sukma, nyawa, semangat dan lain sebagainya. Materi merupakan penjelmaan dari pada ruh. Seperti yag di ungkapkan oleh Fichte yang dikutip oleh zuhairini dalam buku Sidi Gazalba tentang Sistematika Filsafat III: 1973. Ficte mengatakan bahwa segala sesuatu yang lain (selain dari ruh) yang rupanya ada dan hidup hanyalah suatu jenis, perupaan, perubahan atau penjelmaan daripada ruh.
Arti dari pandangan ini menurut hemat penulis adalah ruh merupakan sampul yang melindungi seluruh yang tertutupi oleh sampul. Sehinngga keberadaan isinya terjaga dan terlindungi hingga sampul itu masih utuh. Tentu perumpamaan ini sangatlah sederhana untuk menyamakan keberadaan ruh dengan materi itu sendiri.
Masih di dalam bukunya zuhairini menjelaskankan bahwa ruh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari pada materi. Hal ini dapat dibuktikan sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Zuhairini memberikan sebuah contoh tentang hal itu. Ibarat sepasang laki-laki dan wanita yang saling mencinta, yang tidak mau berpisah dari antaranya. Pada suatu saat ruh dari salah satu di antara mereka sudah tidak adalagi berada pada badangnya, dengan kata lain ia telah meninggal, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka kita harus melepaskan dia untuk dikuburkan. Apa yang ia milki selama ini sperti, kecantikan, kejelitaan, kemolekan, kebahenolan atau kebagusannya tak akan ada artinya lagi. Karena ruh sudah tidak ada lagi di badannya.
Sehingga lairan ini mengugkapkan bahwa ruh adalah hakikat sedangkan badan adalah penjelmaan atau hanya bayangan saja.
c. Aliran Dualisme (Gabungan dari Aliran Serba Zat dengan Aliran Serba Ruh)
Sementara itu aliran dualism mencoba memadukan antara aliran serba zat dengan aliran serba ruh. Mereka menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmaniah dan rohaniah dengan kata lain badan dan ruh. Keduanya masing-masing merupakan unsure asal yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan tidak berasal dari ruh, dan ruh juga tidak berasal dari badan. Namun dalam perwujudannya, manusia itu serba dua, jasad dan ruh, yang keduanya berinteraksi membentuk yang disebut manusia. Dengan demikian dapat terliha bahwa antara keduanya memiliki hubungan yang bersifat klausal sebab akibat. Saling pengaruh dan mempengaruhi. Ketika terjadi sesuatu pada satu pihak akan mempengaruhi di pihak lain.
d. Aliran eksistensialisme
Oleh karena ketidak puasan manusia untuk mencari hakikat manusia, mereka terus mencoba memikirkan tentang hal tersebut, mana yang merupakan ekistensi atau wujud yang sesungguhnya dari manusia itu. Nah, mereka yang memikirkan tentang bagaimana eksistensi manusia atau wujud manusia yang sesungguhnya itu disebut eksistensialisme.
Mereka mencoba mencari inti hakikat manusia yaitu apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Mereka memandang manusia tidak dari sudut serba zat atau serba ruh atau dualism, akan tetapi memandangnya dari segi eksistensi manusia itu sendiri, yaitu cara beradanya manusia itu sendiri di dunia ini.

Dari keempat aliran yang telah dibahas diatas seperti yang tercantum didalam buku Zuhairini tersebut, maka dapat penulis pahami bahwa pemikiran tentang apa, dari mana dan kemana manusia itu tidak akan pernah berakhir. Karena semakin berkembangnya pemikiran-pemikiran atau rasa ketidak puasan manusia untuk menemukan haikikat manuisa itu sendiri. Karena Pada kenyataannya manusia itu mempunya badan atau jasmani dan mempunyai roh, jiwa atau rohani. Yang tidak menutup kemungkinan akan memunculkan pandangan-pandangan baru tentang keduanya.


B. Fitrah dan Potensi Manusia dalam Pendidikan Islam

Di dalam buku Dra. zuhairini, dkk pada halaman 54 mengatakan bahwa Fitrah adalah tabiat atau watak yang dijadikan Allah yang cocok atau sesuai bagi manusia yang bersangkutan.
Disini beliau menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai watak, sifat dan tabiat, yang bersifat dualistis, kontras dan paradoksal dari segala budi yang baik dan buruk. Adalah kewajiban manusia untuk memelihara dan mengembangkan sesuatu yang baik dan benar, serta menekankan pada perbuatan-perbuatan yang salah dan buruk. Daya tahan dari perbuatan yang buruk dan daya dorong untuk berbuat baik. Daya tahan dan daya dorong inilah yang sering kita kenal dengan istilah “moral force”. Manusia dalam usaha mencegah budi buruk dan usaha mengerjakan budi baik selalu berada dalam jihad atau perjuangan besar yang terus menerus selama hidupnya. Oleh karena itu, sepulang rasulullah dari suatu perang hebat, di hadapan para bala tentara muslim, rasulullah memperingatkan: “Kita telah kembali dari jihad kecil dan akan menghadapi jihad yang besar, yaitu jihad melawan hawa nafsu” (Al-Hadits)
Lebih lanjut Imam al-Ghazali dalam kitabnya “ Khuluqul Muslim” lebih menjelaskan bahwa masalah budi pekerti adalah yang terpenting dan harus ada turunan atau petunjuk yang terus menerus (kontiniu), nasihat, agar budi itu tetap dapat meresap di dalam hati. Sesungguhnya iman, ibadah dan budi pekerti menrupakan tri tunggal yang bertalian erat, yang tidak boleh terpisahkan”.

Sementara itu, Samsul nizar dalam bukunya “Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam (sebuah pengantar)” mengatakan pengembangan potensi “Fitrah Manusia yang dibawa sejak lahir itu” harus dilakukan pembinaan dan pengembangan secara efektif melalui pendidikan. Agar manusia mampu membentuk kepribadiannya, mentransper kebudayaanya dari suatu komunitas kepada komunitas yang lain, mengetahui nilai baik dan buruk dan lain sebagainya.
Dari pandangan ini maka terlihat jelas bahwa manusia terlahir ke dunia ini dalam kondisi yang suci, tidak membawa kekotoran sedikitpun. Namun kesucian itu akan berubah ketika ia memulai kehidupannya di dunia ini. Yang disebabkan oleh lingkungan sekitar atau karena sebab-sebab lain. Seperti yang di gambarkan dalam hadist berikut ini.

“Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecendrungan untuk percaya kepada Allah), maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi,Nasrani dan Majusi” (H.R.Muslim)
Jika kita perhatikan arti dari hadist tersebut maka kita dapat mengerti bahwa anak dilahirkan dengan potensinya sendiri-sendiri. Salah satunya adalah potensi untuk mempercayai Allah atau kita kenal dengan nama potensi beragama. Maka potensi itu harus dibimbing perkembangannya oleh kedua orangtuanya agar potensi itu tidak keluar dari harapan dan cita-cita mereka.

Pada dasarnya manusia yang terlahir itu membawa 2 potensi. Yaitu potensi berbuat baik dan potensi berbuat buruk. Tergantung potensi yang mana yang paling dominan dalam perkembagannya. Potensi itu merupakan potensi bawaan, dan akan mengalami perkembangan selama proses perkembangan dalam kehidupannya. Dengan kata lain, potensi itu bisa saja berobah oleh lingkungan sekitar mereka. Dari prilaku baik bisa saja berubah ke prilaku buruk dan sebaliknya dari prilaku buruk bisa saja berubah menjadi prilaku baik. Tergantung lingkungan yang akan membentuknya. Pengaruh tersebut bisa saja dari lingkungan pendidikan, Lingkungan keluarga, lingkunagan bermain da bahkan dari alam sekitar.
Penulis memahami apa yang di sampaikan Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif seperti yang disampaikannya dalam kata pengantarnya pada salah satu buku yang berjudul Pendidikan Dalam Perspektif Alquran oleh Yunahar Ilyas dkk. Beliau mengatakan bahwa mausia harus ditempatkan pada posisi yang wajar, tidak diposisikan tanpa daya dan tidak pula pada posisi yang congkak, namun harus dibarengi dengan orientasi spriritual.
Ketika kita membicarakan soal pendidikan, ini merupakan pembicaraan yag taka akan pernah tuntas, karena ia nenyangkut persoalan manusia dalam rangka member makna dan arah moral kepada eksistensi fitrahnya manusia. Berbagai pemikiran dikembangkan para pakar tentang hakikat, makna dan tujuan pendidikan. Warna dari pada pemikiran itu sudah barang tentu amat dipengaruhi oleh pandangan hidup dan nilai-nilai budaya yang dianut oleh para pakar itu sendiri. Akan tetapi dengan segala perbedaan pandangan yang mereka kemukakan, dalam suatu hal mereka sama-sama setuju bahwa pendidikan bertujuan untuk member bekal moral, intelektual, dan keterampilan kepada anak manusia agar mereka siap menghadapi masa depannya dengan penuh percaya diri.
Namun demikian, dalam hal pengaruh dan mempengaruhi masalah perubahan bentuk prilaku atau potensi yang dibawa manusia sejak lahir tadi, menimbulkan berbagai pemahaman/aliran. Seperti yang terdapat didalam buku Sasmi Nelwati. 2006. Tentang Dasar-Dasar Pendidikan. Ada empat aliran yang terkenal tentang potensi yang dibawa sejak lahir. Yaitu:
a. Aliran Empirisme
Aliran ini dikenal juga dengan aliran “Tabularasa” yang artinya seseorang yang dilahirkan seperti kertas kosong yang belum ditulis, maka pendidikanlah yang akan menliskannya. Mereka yang menganut aliran ini menganggap bahwa perkembangan seseorang tergantung seratus persen terhadap ingkungan atau kepada pengalaman yang diperoleh dari lingkungannya, artinya manusia dalam hidup dan perkembangan pribadinya semata-mata ditentukan oleh dunia luar, sedangkan pengaruh-pengaruh dari dalam dianggap tidak ada artinya dalam kehidupan. Manusia yang sombong, egoist, pelit atau pelawan bukanlah karena pembawaannya, akan tetapi karena pengaruh dari lingkungan sekitar. Oleh sebab itu aliran ini juga dekenal dengan sebutan aliran optimistis.
Menurut aliran ini, lingkungan yang mempengaruhi tersebut adalah menyangkut lima aspek. Yaitu geografis, historis, sosiologis, cultural dan psikologis. Yang dimaksudngan lingkungan geografis disini adalah lingkungan yang ditentukan oleh letak wilayah. Sedangkan lingkunga historis adalah lingkungan yang ditentukan oleh cirri suatu massa atau era dengan segala perkembangan peradabannya. Dan lingkungan sosiologis adalah lingkungan yang ditentukan oleh hubungan antar individu dalam suatu komunitas social. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan kultura; adalah lingkungan yang ditentukan kultur atau budaya masyarakat.dan yang dimaksud dengan lingkungan psikologis adalah lingkungan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan.
b. Aliran Nativisme
Aliran ini berpandangan bahwa seseorang yang dilahirkan akan berkembang berdasarkan apa yang dibawanya sejak lahir. Akhir perkembangan dan pendidikan manusia ditentukan oleh pembawaanya dari lahir. Pembawaan itu ada yang baik dan ada yang buruk. Pendidikan tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap perkembagan seseorang. Mendidik diartikan membiarkan anak tumbuh berdasarkan pembawaannya. Yang berkaitan dengan hasil akhir pendidikan dan perkembangannya ditentukan oleh pembawaan yang dibawanya sejak lahir. Sehingga pembawaan sagatlah menentukan dalam pendidikan.
Berbicara masalah pembawaan, Mansur ali rajab seperti yang dikutip oleh sasmi Nelwati dalam bukunya Dasar-Dasar pendidikan mengatakan bahwa pembawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya ada lima. Yaitu:
a. Pewarisan yang bersifat jasmanisah, seperti warna kulit bentuk tubuh dan lain sebagainya.
b. Pewarisan yang bersifat intelektual, seperti kecerdasan atau kebodohan.
c. Pewarisan yang bersifat tingkah laku, seperti baik atau tidak baik.
d. Pewarisan yang bersifat alamiah atau internal.
e. Pewarisan yang bersifat sosiologis atau eksternal.
Dari uraian tentang aliran nativisme maka dapat penulis pahami bahwa perkembangan manusia dalam kehidupan bermasyarakat tergantung pembawaannya, sehingga pengaruh dunia luar sangatlah sedikit sekali. Sehingga boleh dikatakan tidak dapat member dampak apa-apa terhadap pendidikan dan perkembangan manusia.
c. Aliran Naturalisme
Aliran yang dipelopori olej J.J Rousseau ini meragukan tentang pembawaan. Dia justru mengatakan dalam mendidik seseorang dikembalikan pada alam agar pembawaan seseorang yang baik itu tidak dirusak oleh pendidik. Diapun lebih lanjut mengatakan semua adalah baik pada waktu baru dating dari tangan sang pencipta, aka tetapi semua akan jadi buruk setiba di tangan manusia. Artinya semua anak yang terlahir itu adalah baik dan tak seorangpun yang terlahir dalam pembawaan yang buruk, namun dia akan rusak oleh tangan manusia. Ini boleh juga penulis katakana bahwa pendidikan dapat merusak pembawaan anak yang baik waktu dilahirkan, dan pendidikan hanya membiarkan pertumbuhan anak didiknya dengan sendirinya semuanya diserahka pada alam.
d. Aliran Konvergensi
Namun dari beberapa aliran diatas disimpulkan oleh William Stren dengan teorinya Konvergensi atau pertemuan pada satu titik. Maksudnya adalah ia memaudak antara aliran empiris dengan nativisme. Baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunya peranan penting dalam perkembangan individu. Perkembangan individu itu dipengaruhi oleh factor yang dibawannya sejak lahir dan factor lingkungan. Artinya factor pembawaan tidak menentukan secara mutlak dan bukan satu-satunya yang menentukan pribadi dan struktur kejiwaan seseorang, akan tetapi juga akan dipengaruhi oleh factor lingkungan.
Teori ini menurut hemat penulis akan memiliki pandangan yang sama denga perspektif kita (Islam), manusia mempunyai seperangkat potensi dan karakters yang unik. Islam memberikan gambaran bahwa yang menentukan kepribadian atau kepintaran seseorang dipengaruhi oleh beberapa factor seperti, lingkungan, potensi bawaan, keturunan dan bahkan taqdirnya Allah. Dan hal tersebut dapat kita jumpai dalam keterangan tuhan melalui firmannya, seperti “ hendaklah ada diantara kamu yang mengajak orang lain melakukan amar ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar” (Ali-Imran:104) serta penjelasan nabi melalui hadistnya seperti, “ Tuntutlah ilmu itu hingga ke negeri China” dan masih banyak lagi landasan-landasan yang akan membenarkan konsep tesebut.

“ sesungguhnya di dalam tubuh (jasad) seseorang terdapat segumpal daging; apabila daging tadi baik, maka baiklah semua tubuh (dan tingkah laku), dan apabila daging tadak baik, maka semua tubuh (tingkah laku) akan menjadi tidak baik; daging itulah yang disebut hati (qalb) (Al-Hadits)



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah menciptakan manusia kepermukaan bumi ini bertujuan untuk tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangannya, serta untuk mengelola (menjadi Khalifah) dan memanfaatkan kekayaan yang terdapat diantara langit dan bumi agar dapat hidup bahagia dan sejahtera lahir dan batin.
Selaku hamba dan khalifah manusia telah diberi kelengkapan jasmani dan rohani yang dapat ditumbuhkembangkan seoptimal mungkin, sehingga menjadi alat yang berdaya guna dalam ikhtiar kemanusiaannya untuk melaksanakan tugas pokok kehidupan di dunia ini.
Untuk meumbuh dan mengembangkan kemampuan dasar jasmaniah dan rohaniah tersebut, pendidikan merupakan saran yang menentukan sampai dimana titik optimal kemampuan-kemampuan tersebut dicapai.
Namun, proses pengembangan kemampuan manusia melalui pendidikan tidaklah menjamin akan terbentuknya watak dan bakat seseorang untuk menjadi baik menurut kehendak sang penciptanya, mengingat Allah sendiri telah menggariskan bahwa di dalam diri manusia terdapat kecendrungan dua arah, yaitu kearah perbuatan fasik (menyimpang dari peraturan) dan kearah ketaqwaan (menaati peraturan/perintah). Seperti firman Allah di dalam QS. Asy-Syam: 7-10 yang artinya:
“dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)Nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, sesungguhnya beruntunglah orang-orang yag mensucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya”
Dengan demikian, manusia diberi kemungkinan untuk mendidik diri dan orang lain menjadi sosok pribadi yang beruntung sesuai kehendak Allah melalui berbagai metode ikhtiar. Di sini tercermin bahwa manusia memiliki kemauan bebas untuk menentukan dirinya sendiri. Ia tak akan mendapatkan sesuatu kecuali menurut usahanya.
“bahwa seseorang tidaklah akan memperoleh selain apa yang di usahakannya. danbahwasannya hasil usahanya itu akan diperlihatkan kepadanya” (QS. An Najam: 39-40)
Walaupun demikian perbedaan pandangan para pemikir dalam menafsirkan potensi yang dibawa oleh manusia sejak lahir merupakan wujud dari ketidak puasan manusia dalam mencari dan menggali tentang hakikat manusia itu yang sebenarnya. Sehingga muncul beberapa aliran seperti yang telah penulis jabarkan di atas.



B. Saran dan Harapan
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan artikel ini, masih jauh dari harapan pembaca atas kesempurnaannya, yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu yag penulis miliki. Oleh sebab itu penulis menerima setiap masukan, saran dan bahkan kritikan yang bersifat membangun, guna penyempurnaan dalam penulisan artikel berikutnya. Akhirnya penulis haturan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak M. Zalnur, M.Ag yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan mata kuliah Filsafat pendidikan ini. Segenap perbuatan baik setiap orang akan dibalas dengan kebaikan pula oleh Allah SWT.
Dan ucapan terimakasih pula penulis ucapkan kepada orang yang sangat penulis cintai dan penulis sayangi yang telah memberikan support dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, mengingatkan penulis jika terlupa, membangunkan penulis jika tertidur, dan mau menjemput penulis jika tertinggal. Dengan linangan air mata penulis lukiskan, betapa hati ini hanya tercurah buat si dia.
Dan kepada Allah Penulis Haturkan “Alhamdulillah Hirabbil’alamin” semoga penulis tetap menjadi manusia yang selalu mengabdi kepada_Nya. Amin.

REFERENCE
Zuhairini, 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Bumi aksara. Jakarta
Nizar, Samsul. 2000. Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Sebuah Pengantar). IAIN Imam Bonjol. Padang
Ilyas, Yunahar dan Muhammad Azhar. 1999. Pendidikan Dalam Perspektif
Al-Qur’an. Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI). Yogyakarta
Arifin,Muzayyin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Minggu, 20 Maret 2011

Tips Mengatasi Kecewa

Siapa sich yang tidak pernah kecewa? siapapun pasti pernah merasakan kecewa, ada yang kecewa karena pekerjaan, teman, atau bahkan kekecewaan karena masalah asmara, hubungan cinta dengan pasangan. Perasaan kecewa pun sangat beragam, ada yang dengan mudah melupakan kekecewaan tersebut tetapi ada yang susah bahkan tidak bisa melupakaan rasa kecewa tersebut.

Kecewa memang merupakan hal yang normal tetapi bagaimana kita mengatasi kecewa tersebut yang membedakan kualitas diri kita. Berikut ini beberapa tips atasi kecewa;

- Pahami Puncak Masalah
Pahami puncak permasalahan yang menyebabkan kita kecewa, dengan memahaminya maka kita mudah mencari jalan keluar atau solusinya.

- Pahami perasaan Kita
Alangkah baiknya jika kita juga memahami perasaan kita, coba hayati tekanan yang kita hadapi sehingga mudah kita mengatasi rasa kecewa tersebut.

- Ikhlas dengan Perasaan Kita Sendiri
Hindari untuk menipu perasaan diri kita sendiri, karena adakalanya rasa kecewa karena hal yang lain. Misal kita kecewa karena rekan kerja berhasil mencapai karir yang lebih tinggi tetapi sebenarnya kita kecewa karena rekan kita itu lebih cantik. Dalam contoh itu kita melihat bahwa kita menambah beban kecewa dengan perasaan kecewa mencapai karir itu bukan cuma lebih cantik. Coba hayati dengan tenang perasaan kita, puncak dari rasa kecewa tersebut.

- Pahami Puncak Kekecewaan
Selain memahami puncak masalah, coba pahami juga puncak dari rasa kecewa tersebut. Apakah puncak kecewa tersebut selalu berulang-ulang kita alami? apakah ada salah dalam diri kita? dan sebagainya.

- Menghindarinya
Setelah mengetahui dan memahami puncak dari kekecewaan, coba memikirkan apakah hal-hal tersebut dapat dihindari di masa akan datang, sehingga kita masih dan bermankan memiliki harapan dan mencegah hal kecewa tersebut.

- Cara mengatasi kekecewaan
Jika kita merasa kita sudah bertindak/berusaha untuk mengatasi kekecewaan tersebut, kita sebenarnya telah berhasil yaitu berhasil didalam menguasai diri kita untuk mengatasi rasa kecewa. Ada beberapa cara ‘obat’ atasi rasa kecewa tersebut;
* Fokus perhatian kepada aktivitas lain yang bermanfaat
* Melupakan kekecewaan tersebut dan berkomitmen untuk tidak kecewa lagi
* Meluahkan perasaan kita kepada teman atau orang yang kita percayai

- Minta nasehat atau saran dari orang lain
Cobalah untuk meminta nasehat dari orang lain yang kita hormati dan sebaliknya jangan meminta nasehat dari orang yang kita benci atau yang sakitkan hati kita. Intinya adalah jangan menambah perasaan kecewa tetapi mengurangi rasa kecewa tersebut.

- Jangan memanjakan perasaan
salah satu obat mengatasi rasa kecewa adalah jangan memanjakan perasaan kita, hindari untuk terlalu membawa perasaan. Coba lakukan aktifitas lainnya yang dapat mengalihkan fikiran dari hal yang menyebabkan rasa kecewa.

- Biarkan Otak mengatasi Hati
Cobalah untuk menenangkan perasaan dengan pemikirian, jika kita menggunakan otak untuk mengatasi perasaan (hati) akan lebih mudah kita melihat jalan yang lebih lurus dan rasional. Biasanya pemikiran rasional akan dapat mengatasi rasa kecewa.

- Tingkatkan keyakinan diri
Rasa kecewa biasanya muncul ketika kita kurang percaya diri. Hal ini sangat berperan dalam munculnya rasa kecewa pada diri kita.

@ from : Catatan Renungan N’ Kisah Inspiratif
Sumber:http://umum.kompasiana.com/2010/04/11/tips-mengatasi-kecewa/

Teknik Mempengaruhi Orang Lain by Romi Satria Wahono

Teknik Mempengaruhi Orang Lain
by Romi Satria Wahono

manajemen.jpgSaya bukan orang yang berpengaruh, itu sudah pasti, karena saya tidak punya apa-apa? Bukan konglomerat, bukan pejabat elit, tapi saya hanya seorang PNS golongan rendah di sebuah lembaga bernama LIPI ;). Yang pasti ada yang menarik, bahwa sebenarnya orang lain terpengaruh dengan kita, bukan hanya karena kedudukan atau kekayaan kita, tapi masih banyak faktor lain sehingga sampai pada kondisi dimana kita bisa mempengaruhi orang lain. Bahasa gampangnya, bagaimana sih cara mempengaruhi orang lain? Itu yang akan kita bahas kali ini. Ambil nafas dulu dan klik

Bagaimanapun juga pemahaman terhadap teknik mempengaruhi (influence tactics) orang lain menjadi satu spektrum penting, tidak hanya untuk seorang politikus, tetapi juga untuk para pemimpin baik formal maupun informal, pelatih bola, saleman, dan juga diperlukan bagi para pedjoeang IT yang sedang dalam usaha memperdjoeangan ide-idenya ;) . Usaha mengubah sikap, opini, dan perilaku orang lain (target person) dalam satu kerangka proses yang fitrah, smooth dan tanpa pertentangan, adalah muatan penting dari taktik atau teknik mempengaruhi.

Sebenarnya taktik mempengaruhi orang lain telah diformulasikan oleh banyak pakar dan peneliti, tentu bukan di desain untuk mempengaruhi orang dalam perbuatan kejahatan ;) . Pelakunya diharapkan tetap ada dalam rel kebenaran, dan diimplementasikan ke dalam spektrum berpikir menuju kepemimpinan yang efektif (effective leadership). Misalnya dalam manajemen organisasi, dimana seorang manajer dituntut untuk mengajak seluruh elemen organisasi bersama-sama dalam menyelesaikan permasalahan organisasi, menuju tujuan organisasi yang ingin dicapai. Seorang pelatih dan manajer bola yang memimpin pemain-pemain kelas dunia dan ingin mereka semua bisa bersatu, berdjoeang memenangkan pertandingan.

Beberapa teori dan formulasi tentang taktik atau teknik mempengaruhi telah bermunculan sejak 20 tahun yang lalu (Kipnis-1980; Schriesheim-1990; Yukl-1992, Ferris-1997). Dari perseteruan pendapat yang ada, boleh dikata yang banyak diterapkan dan dimutasikan dalam penelitian lanjutan adalah metode Influence Behavior Questionanaire (IBQ). Suatu metode yang dikembangkan oleh peneliti yang bernama Gary Yukl (1992), professor di University at Albany, Amerika. Metoda IBQ memformulasikan 9 strategi dan teknik mempengaruhi orang lain.

*

Rational Persuasion: Adalah siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan rasional. Seorang dokter yang memberi nasehat kepada pasien yang perokok berat, dengan menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan hasil penelitian yang membuktikan bahwa para perokok lebih rentan menderita penyakit kronis lain. Adalah salah satu contoh rational persuasion ini.
*

Inspiration Appeals Tactics: Adalah siasat dengan meminta ide atau proposal untuk membangkitkan rasa antusias dan semangat dari target person. Contoh nyata penerapannya adalah, seorang menteri yang membawahi departemen komunikasi dan informasi (kominfo), yang membuka kesempatan kepada seluruh komunitas IT untuk membuat proposal dan ide tentang pengembangan e-government di suatu negeri.
*

Consultation Tactics: Terjadi ketika kita meminta target person untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang kita agendakan. Misalnya adalah menteri kominfo diatas yang kembali berkonsultasi kepada seluruh komunitas IT di suatu negeri dalam upaya mengajak partisipasi aktif dalam implementasi cetak biru e-government yang telah diproduksi oleh departemennya.
*

Ingratiation Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berusaha untuk membuat senang hati dan tentram target person, sebelum mengajukan permintaan yang sebenarnya. Sendau gurau seorang salesman terhadap langganan, pujian seorang pimpinan terhadap bawahan sebelum memberi tugas baru, ataupun traktiran makan seorang partner bisnis adalah termasuk dalam ingratiation tactics ini.
*

Personal Appeals Tactics: Terjadi ketika kita berusaha mempengaruhi target person dengan landasan hubungan persahabatan, pertemanan atau hal yang bersifat personal lainnya. Kita bisa mengimplementasikannya dengan memulai pembicaraan misalnya dengan, “Budi, saya sebenarnya nggak enak mau ngomong seperti ini, tapi karena kita sudah bersahabat cukup lama dan saya yakin kamu sudah paham mengenai diri saya …”
*

Exchange Tactics: Adalah mirip dengan personal appeal tactics namun sifatnya adalah bukan karena hubungan personal semata, namun lebih banyak karena adanya proses pertukaran pemahaman terhadap kesukaan, kesenangan, hobi, dsb. diantara kita dan target person.
*

Coalition Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berkoalisi dan meminta bantuan pihak lain untuk mempengaruhi target person. Strategi kemenangan karena jumlah pengikut dipakai dalam siasat ini.
*

Pressure Tactics: Terjadi dimana kita mempengaruhi target person dengan peringatan ataupun ancaman yang menekan. Seorang komandan pasukan yang memberi ancaman penurunan pangkat bagi prajuritnya yang mengulangi kesalahan serupa. Adalah contoh implementasi pressure tactics ini.
*

Legitimizing Tactics: Adalah satu siasat dimana kita menggunakan otoritas dan kedudukan kita untuk mempengaruhi target person. Presiden yang meminta seorang menteri untuk menyusun rancangan undang-undang, kepala sekolah yang meminta guru menyusun kurikulum pendidikan adalah beberapa contoh penerapan legitimizing tactics.

Referensi:

1. Stephen P. Robbins and Mary Coulter, “Management (8th Edition)”, Prentice Hall, January 14, 2004.
2. G. A. Yukl and J. B. Tracey, “Consequences of Influence Tactics used with Subordinates, Peers, and the Boss”, Journal of Applied Psychology, 77, 525-535, 1992.

ttd-small.jpg
sumber:http://romisatriawahono.net/2006/02/06/teknik-mempengaruhi-orang-lain/