BOOK REPORT ( LAPORAN BUKU )
FOR CURICULUM DEVELOPMENT OBJECT
By:
Hairi Yanto: 407.676
Supervaisor
Prof. Dr. Syafruddin Nurdin, M.Pd
JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2011
KATA PENGANTAR
Kalimat yang terindah untuk di ucapkan adalah Alhamdulillah hirabbil’alamin bagi tuhan semesta Alam, yang senantiasa memberikan kebaikan serta tuntunan setiap hamba-Nya yang bersyukur, sehingga hingga saat ini kita masih diberikan kekuatan iman dan islam yang melekat dalam hati kita semua.
Book report ini dibuat untuk tugas mata kuliah “Curiculum Development” sebagai tugas akhir pada semester ini bersama Prof. Dr. Syafruddin Nurdin, M.Pd
Ucapan terimaksih kepada Bapak Prof. Dr. syafruddin Nurdin, M.Pd yang telah mengarahkan dalam pembuatan book report ini, karena penulis rasakan arahan dan petuntujuk yang diberikan sangat membatu penulis dalam penyelesaian book report ini. Kemudian ucapan terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik berupa materi maupun pemikiran serta dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan book report ini. Semoga kebaikan itu bernilai kebaikan di sisi-Nya. Amin
Kiranya dalam pembuatan book report ini, tidak menutup kemungkinan terdapat kekurangan di sana sini, oleh sebab itu kritik dan saran yang bersipat membangun sangat penulis harapkan untuk melakukan perbaikan dalam penulisan book report berikutnya.
Padang, 15 April 2011
Judul Buku : Membangun Masadepan Anak ( Rahasia sederhana menjadi orangtua yang positif
Pengarang : Jacob Azerrad, Ph.D
Cetakan : I, Januari 2005
Out Line
Bab I PENDAHULUAN……………………………………………………..
A. Permasalahan……………………………………………………….
1. Bagaimana Membangun masadepan anak yang baik ?
2. Siapa yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di rumah ?
3. Bagaimana Dengan perkembangan pendidikan anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya ?
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………...
Bab II MATERI YANG DIBAHAS
A. Membangun Masa Depan Anak
B. Orang Tua sebagai pintu pertama dalam pendidikan anak
C. Anak dengan dunianya yang kelam
Bab III KESIMPULAN…………………………………………………………
Padang, April 2011
Disetujui oleh Diajukan oleh
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Syafruddin Nurdin, M.Pd Hairi Yanto
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..
A. Permasalahan…………………………………………….
B. Tujuan Penulisan…………………………………………
BAB II MATERI POKOK YANG DIBAHAS
A. Membangun Masa Depan Anak………………………….
B. Orang Tua sebagai pintu pertama dalam pendidikan anak..
C. Anak dengan dunianya yang kelam……………………….
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
REFFERENCE
BAB I
PENDAHULUAN
A. PERMASALAHAN
Anak merupakan titipan tuhan kepada kedua orang tuanya. Maka telah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik, memberi nafkah serta membesarkan sang anak. Setiap anak yang dilahirkan di atas permukaan bumi ini dalam keadaan suci, tergantung kepada kedua orang tuanya untuk membentuknya menjadi nasrani ataupun majusi.
Anak terlahir dengan segala potensi yang ia bawa akan membentuk karakter serta kepribadianya selama mengarungi kehidupan. Setiap anak memiliki dua potensi utama yang ia bawa sejak lahir. Hal tersebut ialah potensi “baik” dan potensi “buruk”.
Pada kenyataan dewasa ini kita selalu disuguhkan dengan prilaku anak yang tidak lagi sesuai dengan tuntunan agama maupun dengan norma-norma serta adat istiadat yang berlaku di tengah masyarakat. Padahal ketentuan itu masih berlaku dan bahkan tetap berlaku hingga sepanjang hayat. Namun apa yang terjadi, anak-anak mengalami masalah tersendiri dengan prilakunya, terutama anak-anak yang memasuki masa peralihan. Mereka sering tauran, terjebak kepada dunia yang gelap, merokok ketika belum masanya, minum-minuman keras, sering membolos dari sekolah, serta masih banyak tindakan-tindakan mereka yang kurang bermanfaat. Dan hal ini tidak mampu dicegah oleh kita bahkan semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Masalah yang berkaitan dengan prilaku anak bukanlah “sesuatu”. Prilaku buruk anak bukan merupakan manifestasi dari adanya setan yang tersembunyi jauh di dalam diri si anak. Prilaku buruk anak tidak dapat dihilangkan dengan kata-kata. Prilaku seperti itu juga bukan virus yang dapat dihilangkan dengan menggunakan obat-obatan. Ia juga bukan gejala gangguan psikologis yang dapat disembuhkan dengan melacak keberadaannya pada pengalaman buruk atau negatif yang menimpa anak tersebut yang menimpa kehidupannya masa lalu. Prilaku positif maupun negatif merupakan hasil dari sejumlah konsekuensi yang timbul dari suatu cara bertindak tertentu.
Oleh sebab itu, melalui book report ini penulis ingin membahas yang berkaitan dengan bagaimana membangun masa depan anak yang baik, yaitu:
1. Bagaimana Membangun masadepan anak yang baik ?
2. Siapa yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di rumah ?
3. Bagaimana Dengan perkembangan pendidikan anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya ?
Adapun hal yang telah diungkapkan di atas, akan dicoba mencari jawabannya melalui pembahasan buku “Membangun masa depan anak: rahasia sederhana menjadi orangtua yang positif” cetakan pertama, Januari 2005 karangan Jacob Azzerad, Ph.D yang ada kaitannya dengan permasalahan tersebut.
Sebuah buku karangan Jacob Azzerad, Ph.D ini berjumlah 247 halaman yang pertamakali dicetak pada tahun 2005 yang diterbitkan oleh Nusamedia dan Nuansa yang membahas panjang lebar tentang prilaku anak serta cara-cara menghadapi anak hingga membangun masa depan anak yang cerah. Nah, pembahsan penilis kali ini hanya terpokus kepada bagaimana cara menghadapi permasalahan dan bagaimana membangun masa depan anak yang baik.
B. TUJUAN PENULISAN
Book report ini diharapkan mampu memberikan jawaban terhadap persoalan-persoalan yang telah dikemukakan sebelumnya dan kemudian menjadikannya sesuatu yang dapat memberikan dampak psitif terhadap pembinaan serta pendidikan anak di rumah maupun di sekolah, masa depan anak yang baik akan segera dirasakan oleh setiap anak di mana saja berada.
Selain itu juga, book report ini dibuat, sebagai syarat dalam penuntasan tugas mata kuliah curiculum development yang dibimbing oleh Bapak Prof.Dr. Syafruddin Nurdin, M.Pd
Untuk memperkaya khazanah pemikiran penulis didalam pendidikan yang insya Allah akan sangat membantu didalam pengamalan di lapangan nantinya.
BAB II
MATERI POKOK YANG DIBAHAS
A. MEMBANGUN MASA DEPAN ANAK
Anak yang berprilaku baik adalah anak yang bahagia, dan orangtuanya pun juga bahagia. Hidup akan lebih mudah kalu hanya ada beberapa masalah saja. Namun, apa yang dimaksud dengan membuat daftar prilaku baik anak tanpa masa kecil yang bebas dari kecemasan berlebihan bagi orang tuanya dan penuh kepuasan bagi anak.?
Setelah berumur belasan tahun anak masih menjalani kehidupan panjang mereka dalam mencapai usia remaja. Dasar menuju masa remaja terletak pada tahun-tahun pertama seorang anak dalam hidupnya, ketika sekelompok prilaku yang kita sebut kepribadia individu seyogyanya dipelajari dengan bimbingan orang tua.
Orangtua sangat peduli terhadap masalah dan bahaya dalam masa anaknya, ketika pengaruh dari teman-teman sangat penting. Ini lebih sulit dibandingkan dengan mengarahkan anak muda menjadi dewasa, dan menunjukkan aktivitas yang dirasa benar oleh orangtuanya, jika kita belum menanamkan dasar-dasar berprilaku ini dalam diri anak.
Tetapi, anak yang bisa bergaul dengan mudah pada umur, misalnya 6 atau 8 tahun, yang dapat memikat teman-teman karena ia anak yang humorisw, adalah anak yang peduli, menyenangkan, dan menarik ia adalah anak yang melakukan sesuatu yang terbaik dan ingin menjadi yang terbaik bagi teman-temanya. Anak yang berkeliaran di sudut-sudut jalan, yang menimbulkan mara bahaya, minum-minuman beralkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang yang dianggpnya memberikan ilusi sebagai “orang dewasa” bukanlah anak-anak yang diajari untuk berprilku baik. Anak yang tahu mungkin memiliki perasaan positif akan harga dirinya, karena ia didik orangtuanya dengan pujian dan bukan cercaan dalam tahun-tahun pertama kehidupannya.
Kepedulian dalam anak, berarti juga merupakan kepedulian bagi orang dewasa, perkawinan yang bahagia adalah ketika suami dan istri tidak lagi perlu memprogramkan hari-hari peduli mereka dalam menunjukkan perasaan mereka satu sama lain. Orang dewasa yang peduli berarti akan menjadi orang tua yang akan mengajarkan kepedulian kepada anak mereka. Anak yang sejak kecil diajari pilaku suka belajar, mereka akan menjadi anak dewasa yang tidak berhenti belajar, dan bahkan walaupun mereka tetlah menyelesaikan pendidikan formal.
Mendidik anak menjadi bahagia berarti menciptkan kondisi bagi orang dewasa bahagia, karena mereka mendapatkan berbagai kepuasan hidup yang mereka inginkan. Cara kita untuk menjadikan anak kita bahagia ialah dengan mengajarkan kepadanya prilaku yang akan mendatangkan kebahagiaan dan membuat presaan anak menjadi berharga yang akan berlangsung selama hidup mereka, menjadi teman yang baik, meresa puas karena kita menjadi orang yang bertanggungjawab, mempunyai rasa haus untuk belajar, dan memiliki rasa kepedulian yang besar.
B. ORANG TUA SEBAGAI PINTU PERTAMA DALAM PENDIDIKAN ANAK
Orang tua adalah “pendidik pertama, utama dan kodrat.”(Suwarno, 1982: 90). Sedangkan murid adalah orang (anak) yang lagi berguru atau belajar (Poerwadarminta,:664). Dengan demikian dapat diartikan bahwa orang tua murid adalah orang tua dari anak yang lagi berguru atau belajar atau bersekolah.
Pada fase pertama dalam pertumbuhannya, keadaan anak amat tergantung pada orang tuanya dalam pelayanan. Pada hakikatnya pelayanan tersebut merupakan suatu proses pendidikan. Untuk itulah maka orang tua disebut sebagai pendidik pertama.
Anak adalah tanggung jawab orang tua. Pemenuhan kebutuhan makanan, minuman, pakaian, rekreasi maupun kebutuhan pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua. Pendidikan di sini yang dimaksud adalah pendidikan pada waktu anak belum memasuki jenjang pendidikan formal. Sedangkan setelah anak memasuki jenjang pendidikan formal tertentu, sebagian tanggung jawab ada pada pendidik formal di sekolah. Dan karena perkembangan sosialnya, sebagaian tanggung jawab berada pada masyarakat. Namun, demikian orang tualah yang besar tanggung jawabnya, lebih-lebih yang menyangkut bidang atau aspek afektif. Oleh karena itu, orang tua adalah sebagai pendidik utama.
Dalam Undang-Undang Nomor: 23 TAHUN 2002 tentang: Perlindungan Anak Bab IV tentang Kewajiban dan Tangung Jawab, khususnya bagian keempat tentang kewajiban dan Tanggung Jawab Keluarga dan Orang Tua, pada pasal Pasal 26 disebutkan bahwa (l) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. mengasuh, meme1ihara, mendidik, dan melindungi anak
b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; dan
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
Dari sini nampak bahwa negara memberi peran kepada orang tua agar sungguh-sungguh menunjukan perhatian kepada anak, termasuk dalam masalah pendidikan. Olehnya, jika orang tua mengabaikan hal tersebut, maka mereka dapat dikenakan sanksi dan hukuman sesuai peraturan yang berlaku.
C. ANAK DENGAN DUNIANYA YANG KELAM
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan penulis pun pernah melihat dengan mata kepala sendiri ketika anak SMA, ditangkap/diciduk POLISI akibat kenakalannya.
Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
- kurangnya kasih sayang orang tua.
- kurangnya pengawasan dari orang tua.
- pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
- peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
- tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
- dasar-dasar agama yang kurang
- tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
- kebasan yang berlebihan
- masalah yang dipendam
Dari bebrapa kenakalan remaja tersebut di atas, masih dapat kita atasi minimal menguranginya. Seperti:
- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
- Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
- Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
- Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
- Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
- Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
- Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
- Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Didalam buku Jacob Azzerad, Ph.D bagaimana membangun masa depan anak; rahasia sederhana menjadi orang tua yang positif kita dituntuk membuka ckrawala mengenai permaslahan-permasalahan yang tengah dialami oleh orang tua dalam mendidik anaknya. Kemudian kita dituntun kearah bagaimana penyelesaian persoalan tersebut. Bukan hanya itu kita dibekali langkah-langkah apa saja yang semestinya yang harus dipersiapkan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Anak yang dilahirkan membawa fitrah untuk dapat hidup yang bahagia. Maka dia berhak mendapatkan kebahagiaan itu dari siapa saja. Maka sudah menjadi tugas kitalah bagaimana memberikan kebahagiaan kepada anak. Sehingga masa depan anak akan menjadi lebih baik.
Salah satu rujukan bagi orang tua maka dapatlah membaca buku Jacob Azzerad, Ph.D tersebut tentang bagaimana membangun masa depan anak; rahasia sederhana menjadi orang tua yang positif. Sehingga dapat membantu para orang tua dalam mempersiapkan masa depan anaknya.
B. SARAN
Penulis menyadari, dalam penulisan book report ini, masih banyak terdapat kekurangan di sana-sini, oleh sebab itu penulis berharap agar dapat memberikan sumbangsihnya berupa kritikan yang membangun, untuk perbaikan pembuatan book report berikutnya.
Kemudian penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Syafuddin, MA yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan mata kuliah Curiculum Development ini, semoga ini akan bermanfaat adanyanya.
Kemdian ucapan terimakasih juga hamba berikan kepada JUJUN SILVI PRATAMA yang telah berkenan membantu penulis, berupa diizinkannya penulis menggunakan laptob miliknya. Semoga kebaikan itu akan dibalasi oleh Allah berupa kebaikan pula. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda merasa punya tanggapan tentang tulisan ini, silakan komentar yang bersifat membangun..!!